EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.92/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 17 jam lalu, #Saham AS

Inflasi Konsumen China Masih Lemah, Inflasi Produsen Makin Lemah

Penulis

Indeks harga konsumen Tiongkok menurun ke level rendah empat bulan pada bulan Agustus sementara harga pabriknya terus merosot dalam 30 bulan ini. Fenomena tersebut menambah ruang bagi pemerintah untuk menambah stimulus demi menopang perekonomian di tengah terpuruknya harga properti.

Indeks harga konsumen Tiongkok menurun ke level rendah empat bulan pada bulan Agustus sementara harga pabriknya terus merosot dalam 30 bulan ini. Fenomena tersebut menambah ruang bagi pemerintah untuk menambah stimulus demi menopang perekonomian di tengah terpuruknya harga properti.

Beijing
Menurut Biro Statistik setempat, inflasi China naik 2 persen dari tahun kemarin, lebih rendah jika dibandingkan dengan estimasi rata-rata analis Bloomberg sebesar 2.2 persen dan lebih rendah dari angka 2.3 persen pada bulan Juli. Indeks harga produsen anjlok 1.2 persen, lebih banyak dibandingkan proyeksi penurunan 1.1 persen.

Data pada hari ini menambah sinyal-sinyal kelemahan dalam permintaan domestik, menyusul data impor dan suplai uang yang merosot. Isu mengenai tambahan stimulus untuk menopang perekonomian pun makin santer. Perdana Menteri Li Keqiang kemarin telah menegaskan bahwa (perekonomian) China tidak akan jatuh drastis dan masih memiliki keyakinan untuk dapat mencapai target pertumbuhan sekitar 7.5 persen.

199268
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.