EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.410   |   GBP/USD 1.255   |   AUD/USD 0.662   |   Gold 2,293.86/oz   |   Silver 27.17/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,142.75   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 55 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 56 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 57 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 59 menit lalu, #Saham AS

Kenaikan Suku Bunga AS Bias Di Notulen FOMC, Cemaskan China

Penulis

Notulen rapat FOMC The Fed pada Kamis (09/07) dini hari tadi menunjukkan bahwa bank sentral AS tersebut masih mewaspadai perkembangan ekonomi AS untuk menaikkan tingkat suku bunga. Minutes itu juga memperingatkan laju pertumbuhan ekonomi (negara-negara) di luar AS, khususnya di negara-negara berkembang dan China.

Notulen rapat FOMC The Fed pada Kamis (09/07) dini hari tadi menunjukkan bahwa bank sentral AS tersebut masih mewaspadai perkembangan ekonomi AS untuk menaikkan tingkat suku bunga. Minutes alias notulen itu juga memperingatkan laju pertumbuhan ekonomi (negara-negara) di luar AS, khususnya di negara-negara berkembang, carut marutnya pasar saham China, berikut turbulensi yang melanda Yunani. Dalam menentukan kebijakan, para pejabat The Fed akan merujuk pada data-data ekonomi terbaru, termasuk sinyal-sinyal awal yang menunjukkan upah akan naik lebih cepat.

the_fed
Kondisi-kondisi tersebut menjadi faktor-faktor yang memicu ketidakpastian dalam pertumbuhan, demikian yang dicatat dalam notulensi rapat yang digelar pada tanggal 17 Juni lalu. Notulen FOMC juga menyinggung kembali bahwa waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga The Fed untuk pertama kalinya setelah sembilan tahun terakhir, kemungkinan akan dilaksanakan di akhir tahun ini atau bisa juga mundur ke tahun 2016. Kenaikan tingkat suku bunga AS akan membuat mata uang Dolar AS menjadi lebih menarik karena para investor akan meningkatkan aset-aset yang memberikan return Dolar.

Para pejabat The Fed pun sudah menurunkan proyeksi tingkat suku bunga mereka untuk tahun 2016 dan 2017, masing-masing sebanyak seperempat persen poin dan tak menawarkan konsensus apapun tentang berapa jumlah kenaikan (tingkat suku bunga) yang akan dipatok pada tahun 2015 ini.

Dolar AS Lemas

Setelah rilisnya notulen FOMC ini, Dolar melorot terhadap sejumlah mata uang mayor. EUR/USD dibeli di harga $1,1073, dibandingkan dnegan kisaran $1.1050 sebelumnya; dan saat berita ini ditulis, EUR/USD tampak stabil di level 1.1073. Begitupun terhadap Yen, Dolar AS tercebur ke level rendah tujuh pekan di posisi 120.62 Yen, dari sebelumnya di 120.79. USD/JPY kemudian sedikit naik ke posisi 121.054. Sedangkan USD/CHF menurun 0.42 persen ke angka 0.9456.

239340
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.