Kepercayaan Konsumen Australia merosot drastis bulan Juli ini akibat ketidakpastian politik menjelang pemilu Federal Australia beberapa waktu lalu. Westpac MI melaporkan pada hari Rabu (13/Juli) ini bahwa indeks Sentimen Konsumen Australia jeblok sebanyak 3.0 persen menunju angka 99.1 pada bulan Juli, level terendah sejak bulan April, dari posisi sebelumnya di angka 102.2 di bulan Juni.
Angka di atas 100 mengindikasikan bahwa sebagian konsumen bersentimen optimis, sebaliknya angka di bawah 100 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen merasa pesimis.
AUD/USD Tertekan
Dolar Australia menurun 0.3 persen terhadap Dolar AS setelah laporan tersebut dirilis, menuju posisi 0.7599. Saat berita ini ditulis, AUD/USD berada di level 0.7602.
"Rapat RBA berikutnya akan digelar pada tanggal 2 Agustus mendatang. Kami mengeskpetasikan bahwa bank sentral tersebut akan memutuskan untuk mengurangi lagi tingkat overnight rate menjadi 1.5 persen," kata Bill Evans, Kepala Ekonom Westpac.
Selain itu, posisi Dolar Australia yang berada di atas level 0.76 terhadap Dolar AS dan risiko terhadap inflasi, lanjut Evans, merupakan alasan yang kuat bagi RBA untuk memotong suku bunga.
Politik Australia
Sementara itu, penurunan tajam kepercayaan konsumen ini kebetulan bersamaan dengan pemilu Federal Australia, sebuah agenda politik yang membawa ketidakpastian karena belum jelas apakah koalisi Partai Liberal-Nasional ataukah Partai Buruh yang akan menduduki mayoritas kursi di parlemen.
Perdana Menteri Malcom Turnbull mungkin memang tak memiliki kuasa untuk meloloskan koalisinya yang sudah terkonfirmasi mendapat 75 kursi di parlemen, namun satu kursi lagi akan memberikan suara yang berarti bagi koalisi Turnbull.
Turunnya Peringkat Kredit
Di samping itu, agen pemeringkat kredit S&P menurunkan outlook bagi kredit Australia dari posisi stabil menjadi negatif pada pekan lalu, karena adanya prospek bahwa pemerintah Australia yang baru ini tak mampu mereformasi defisit anggaran pemerintah yang belum juga terpecahkan. Apabila peringkat kredit Australia diturunkan, maka masyarakat Australia akan mengalami kenaikan bunga hipotek karena bank-bank akan berupaya menutup kenaikan biaya.