Dolar AS tergelincir turun terhadap Yen di hari Jumat (13/05) siang ini sehubungan dengan para investor yang tengah menanti dirilisnya serangkaian laporan ekonomi AS malam nanti di antaranya adalah data tentang penjualan ritel AS dan PPI AS pada bulan April 2016. USD/JPY tergelincir 0.36 persen ke angka 108.64.
Greenback sempat memetik penguatan terhadap yen di awal pekan ini khususnya setelah Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, pada hari Senin kemarin mengatakan bahwa jajaran otoritas finansial Jepang sedang bersiap untuk mengintervensi mata uang di pasar apabila pergerakan yen dirasa sudah cukup memberikan efek buruk bagi perekonomian negara.
Kuroda Lebih Pilih Tambahan Perluasan Stimulus
Akan tetapi, kontradiktif dengan pernyataan sang MenKeu, Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda, justru mengatakan bahwa akan sulit bagi Kementerian Keuangan Jepang untuk sengaja melemahkan yen (intervensi) demi mendorong ekspor.
Dalam pidatonya pada hari ini, Kuroda mengatakan bahwa bank sentral akan bertindak dengan tegas untuk mencapai target inflasi 2 persen, dan menekankan, pihaknya masih memiliki lebih dari cukup opsi kebijakan apabila mereka memang harus mempeluas stimulusnya lagi.
Kuroda membela kebijakan moneter BoJ bulan lalu, yang mendapat kritik tajam dari para analis, dengan mengatakan bahwa butuh banyak waktu untuk memastikan efektivitas langkah pelonggaran yang sudah diterapkan dalam beberapa waktu terakhir ini pada ekonomi Jepang.
BoJ Fleksibel Tapi Tegas
Akan tetapi ia mengatakan bahwa BoJ tidak perlu juga untuk menjadi terlalu "saklek" hingga dampak kebijakan ekonomi terkonfirmasi. Kuroda mengatakan bahwa pihak bank sentral akan mengawal kebijakan yang sudah diberlakukan dalam waktu dan cara yang tepat dengan mempertimbangkan masa depan.
"Risiko pada perekonomian mulai miring menurun," kata Kuroda dala pidatonya di sebuah seminar hari ini sembari menunjuk ketidakpastian perekonomian, pasar finansial yang volatil, dan dampaknya terhadap sentimen bisnis sebagai faktor.
Tanpa menyinggung masalah intervensi seperti yang dilakukan oleh Aso, Kuroda hanya kembali mengatakan bahwa pihaknya tak akan ragu-ragu untuk menambah longgar kebijakannya apabila pergerakan mata uang dan faktor-faktor lainnta mempersulit langkah bank sentral untuk mencapai inflasi.