EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,327.05/oz   |   Silver 27.57/oz   |   Wall Street 38,852.27   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 29 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 29 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 30 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 31 menit lalu, #Saham AS

Penyebab Euro Melemah Terhadap Dolar AS Dan Pound Sore Ini

Penulis

Euro melemah menjelang rapat kebijakan ECB minggu depan, karena para investor khawatir perekonomian Zona Euro gagal mempertahankan penguatannya.

Seputarforex.com - Euro melemah terhadap Dolar AS dan turun dari puncaknya terhadap Poundsterling di sesi perdagangan Jumat (20/April) sore ini. EUR/USD turun 0.30 persen ke angka 1.2299 saat berita ini ditulis, sementara EUR/GBP meninggalkan puncak 0.8788 untuk merosot ke level 0.8743.

 

euro-uang

 

 


Penyebab Euro Melemah Terhadap Dolar

Para investor khawatir jika perekonomian Zona Euro yang saat ini sudah mencapai puncaknya, akan gagal mempertahankan performa sehingga berpeluang turun. Jika benar demikian, maka Bank Sentral Eropa (ECB) akan enggan untuk mengetatkan kebijakan moneter. Asumsi inilah yang mengendurkan kekuatan Euro terhadap Dolar AS.

Di samping itu, hingga sore ini Dolar AS masih mempertahankan kekuatan yang diperolehnya dari kenaikan Yield obligasi US Treasury. Ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya pun mengimbangi kekhawatiran perang dagang.

Tak hanya perekonomian Zona Euro yang terancam loyo. Data-data ekonomi global belakangan ini juga diperkirakan demikian, karena menunjukkan aktivitas bisnis global yang telah mencapai puncak. Kondisi ini pun mengurangi daya tarik Euro, Yen, dan Pound, setelah ketiganya berhasil mengungguli Dolar AS sejak tahun 2017.

Menurut Minh Trang, trader dari Silicon Valley Bank, kini para pelaku pasar uang mencari negara yang memiliki potensi kenaikan suku bunga paling besar dan memburu mata uangnya. Dalam hal ini, Dolar AS jawabannya.


EUR/GBP Turun Meski Pound Juga Sedang Loyo

Euro turun pula terhadap Poundsterling, walaupun mata uang Inggris tersebut masih melemah akibat pernyataan Gubernur BoE Mark Carney. Ia mengatakan tidak ingin terlalu fokus pada waktu pelaksanaan (timing) kenaikan suku bunga. Padahal, pasar telah terlanjur optimis akan kenaikan suku bunga BoE bulan Mei depan.

Penurunan EUR/GBP terjadi menjelang pidato gubernur Bank Sentral Jerman yang juga anggota ECB, Jens Weidmann petang ini. Meski menurun dari puncaknya terhadap Pound, analis memperkirakan Euro masih akan lebih mendominasi karena sejumlah data penting yang akan dirilis Zona Euro, serta menjelang rapat ECB.

283333
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.