Seputarforex.com - Super Thursday Bank Sentral Inggris (BoE) adalah salah satu event ekonomi penting yang tidak bisa dipandang sebelah mata pekan ini. Hasil rapat kebijakan moneter dari Mark Carney dan rekan-rekannya akan diumumkan Kamis (02/November) petang nanti. Perkembangan seputar Brexit kembali mencuat dan BoE tentu akan memasukkannya dalam pertimbangan.
Setelah pemotongan suku bunga Inggris di bulan Agustus lalu menjadi 0.25 persen, untuk bulan November ini, pasar hanya memasang peluang 3 persen pada probabilitas Inggris untuk memotong suku bunganya lagi. Fokus para investor lebih tertuju pada prediksi ekonomi BoE, khususnya pada inflasi.
Sudah terlihat bahwa serangkaian ekspektasi yang disusun oleh BoE sesaat setelah keputusan Inggris untuk melepas keanggotaannya di Uni Eropa (Brexit), terbukti terlalu pesimis. Data-data ekonomi Inggris yang rilis setelah Brexit nyatanya tak seburuk perkiraan.
Sebab itulah, rapat kebijakan moneter BoE bulan ini bisa dijadikan momentum yang strategis untuk merombak ekspektasi secara signifikan.
Apa Kira-Kira Penilaian BoE Pada Pounds Sterling Dan Apa Maknanya Nanti?
Sterling sudah melampaui Moving Average 20-day pada hari Rabu kemarin untuk pertama kalinya sejak pertengahan September. Pergerakan itu menunjukkan, dampak pukulan telak pada Pounds Sterling yang mencapai 5 persen bulan lalu perlahan memudar.
Stephen Gallo, Kepala Bagian Forex di Bank of Montreal mengatakan pada Financial Times bahwa ia mengekspektasikan Super Thursday ini akan menjadi dukungan awal bagi Pound. "Kami memperkirakan, BoE akan menghindari kesan yang menunjukkan kecenderungannya akan kelemahan Sterling. Meski mungkin akan mengakui bahwa Pound masih bisa jatuh lebih jauh dalam jangka waktu tiga sampai enam bulan, BoE tak akan mengungkit kemungkinan jatuhnya Sterling secara tak terkendali dalam waktu dekat ini,"
Bagaimana Toleransi BoE Pada Target Inflasinya?
Sektor inflasi tentu akan menjadi salah satu pertimbangan utama sebuah bank sentral untuk menentukan suku bunga. Goldman Sachs mengatakan, "Jika penafsiran MPC soal kejatuhan Sterling nanti merujuk pada dampak perdagangan serta menganggap bahwa kemerosotan itu memang diperlukan, maka itu adalah pandangan dovish, yang artinya kenaikan inflasi masih diperlukan."
Interpretasi BoE semacam itu masih membuka pintu pemotongan suku bunga lagi, yang dampaknya masih bisa menghajar Sterling dan mengangkat harga obligasi Inggris.
Sebaliknya, jika BoE justru terang-terangan mengakui bahwa masih ada kemungkinan Sterling akan jatuh dalam waktu dekat dan naiknya imbal hasil obligasi bisa menaikkan risiko aset-aset Inggris, maka inilah yang harus diwaspadai. Meski demikian, Goldman Sachs menyatakan masih lebih condong pada kemungkinan pertama.