Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 11 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 11 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 12 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Sinyal Dovish BoE Benamkan GBP/USD

Penulis

GBP/USD melorot tajam pada sesi trading Kamis malam (5/11) setelah BoE mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan di level rendah dan memperkirakan jika inflasi tidak akan mencapai target 2 persen dalam 2 tahun mendatang.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

GBP/USD melorot tajam pada sesi trading Kamis malam (5/11) setelah BoE mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan di level rendah. Anjloknya Sterling tidak hanya disebabkan oleh pernyataan itu. Proyeksi inflasi BoE yang dibebani oleh jatuhnya harga minyak dan komoditas turut menekan pergerakan Cable terhadap USD.

dovishnya boe lemahkan poundsterling
GBP/USD terdampar ke level 1.5225, atau posisi terendah sejak 13 Oktober lalu. Pair tersebut jatuh sekitar 1.04 persen dari poin sebelumnya di 1.5389. Terhadap Euro, Poundsterling juga menyusut. EUR/GBP mendaki ke level 0.7143 dari 0.7065, menorehkan peningkatan sebesar 1.13 persen.

 

Pengetatan Kebijakan Bukan Hal Yang Mendesak

Dalam pernyataannya kemarin, BoE menyatakan bahwa tak ada kebutuhan mendesak untuk segera menaikkan suku bunga dari level rendahnya di 0.5 persen. Tidak ada yang mengejutkan dari keputusan tersebut, karena penetapan suku bunga di level yang sama sudah diekspektasikan banyak pihak. Namun yang sedikit mengejutkan adalah hasil notulen rapat MPC yang juga dirilis kemarin. Dengan perolehan voting 8:1, Ian McCafferty muncul sebagai satu-satunya anggota yang menyetujui kenaikan suku bunga. Para pembuat kebijakan yang menentang peningkatan suku bunga menganggap bahwa tekanan harga saja tidak cukup untuk mendasari pengetatan kebijakan moneter.

 

BoE Pesimis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Masih Mengkhawatirkan

Gubernur BoE, Mark Carney, memberikan sinyal lebih dovish saat ia menyebutkan tentang kemungkinan pemotongan suku bunga. "MPC memang tidak mempertimbangkan pemangkasan suku bunga saat ini, namun jika diperlukan hal itu bisa saja terjadi." demikian tuturnya. Komentar Mark Carney rupanya dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Murahnya harga minyak dan komoditas, serta menguatnya performa Poundsterling terus membebani harga-harga konsumen.

BoE tidak mengharapkan inflasi akan mencapai target 2 persen dalam 2 tahun ke depan. Bank sentral Inggris tersebut justru memperkirakan jika inflasi tetap akan berkisar di bawah 1 persen hingga paruh kedua tahun 2016 mendatang. BoE juga menyorot outlook pertumbuhan global yang kian memburuk selama 3 bulan terakhir. Resiko pelemahan dari kondisi global dikhawatirkan dapat memberikan pengaruh buruk bagi perekonomian Inggris.

252601
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.