Yen hanya sedikit melemah setelah penjualan retail Jepang dilaporkan mengecewakan karena merosot sebanyak 0.2 persen pada bulan September dalam basis tahunan (YoY) seiring dengan melorotnya penjualan bahan bakar. Angka penjualan retail Jepang ini berkebalikan dengan data pada bulan Agustus yang naik 0.8 persen dan di bawah ekspektasi yang mengharapkan pertumbuhan sedang sebanyak 0.4 persen. Meski demikian, dalam pengukuran bulan-ke-bulan (MoM), penjualan retail Jepang masih naik 0.7 persen.
Merespon laporan tersebut, USD/JPY sedikit naik 0.3 persen ke posisi 120.49. Dolar AS sendiri sebetulnya masih tak begitu berdaya mengingat rilis laporan ekonomi AS yang beragam malam tadi. Pesanan barang tahan lama (durable goods) AS memang menignkat 1.2 persen pada bulan September sesuai dengan eskepktasi. Tetapi, indeks kepercayaan konsumen negara itu justru melorot ke 97.6 pada bulan ini, dari 102.6 pada bulan lalu. Pasar sedang menanti hasil kebijakan The Fed dalam FOMC yang akan diumumkan dini hari nanti.
Output Industri Jepang
Di samping itu, data mengenai output industri Jepang akan diumumkan pada Kamis besok, yang jika hasilnya rendah, maka bisa memunculkan kekhawatiran akan kontarksi ekonomi yang dialami oleh Jepang. Menurut Yuicihi Kodama, analisa Meiji Yasuda Life Insurance Co. yang diwawancarai oleh Bloomberg, ada kesempatan besar bagi Jepang untuk terkontraksi di kuartal ketiga. Data produksi industri menyedot perhatian besar bersama dengan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang pekan ini.
Jumat nanti, Bank Sentral Jepang (BOJ) akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya di tengah perbedaan spekulasi pasar mengenai apakan BOJ akan memperluas program stimulusnya-yang saat ini sudah dijalankan sebanyak 80 triliun Yen per tahun-atau tidak.