Ekonomi Jepang pada kuartal pertama ini tumbuh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya, seiring dengan belanja modal yang penurunannya lebih sedikit dibanding dengan laporan awalnya. Namun, kekhawatiran masih membayangi Jepang karena belanja konsumen yang melambat serta lemahnya ekspor.
GDP Jepang untuk kuartal pertama, pada hari Rabu (08/Juni) ini, dilaporkan mencapai perolehan 1.9 persen dalam basis tahunan lebih tinggi daripada 1.7 persen pada data pendahuluan. Sedangkan dalam basis kuartalan, GDP Jepang melaju hingga 0.5 persen lebih tinggi daripada 0.4 persen pada data pendahuluan.
Selain GDP, neraca berjalan Jepang juga dirilis pagi ini dengan hasil surplus 1.63 triliun Yen, lebih sempit daripada perkiraan surplus 2.04 triliun Yen.
Menyusul laporan tersebut, Yen menguat terhadap Dolar AS dengan USD/JPY yang menukik turun 0.43 persen ke posisi 106.86 setelah sempat menyentuh level tinggi 107.903 pada sesi perdagangan sebelumnya.
Analis: GDP Jepang Akan Melambat Di Kuartal Dua
"Revisi kenaikannya (GDP Jepang) sangat tipis, dan ketika Anda tidak memasukkan dampak dari pertumbuhan di tahun kabisat, maka pertumbuhanya tidak sekuat ini," kata Shuji Tonouchi, Ahli Strategi Pendapatan Tetap di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities yang dikutip oleh Reuters.
"Kami memperkirakan pertumbuhan akan melambat di kuartal ini. Pemerintah harus fokus pada langkah untuk membantu pihak yang berpendapatan rendah, namun konsumsi kemungkinan tidak akan meningkat banyak jika sentimen konsumen memburuk." tambah Tonouchi.
Di samping itu, perolehan lebih jauh pada Yen dapat menurunkan profit ekspor dan memadamkan semangat perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan inevstasi dan upah. PM Shinzo Abe mengatakan bahwa ia akan mengumumkan tambahan langkah kebijakan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini.
Akan tetapi, para ekonom khawatir, pendekatan kebijakan Abe yang sepotong-sepotong semacam itu menyimpan arti bahwa dana yang dialokasikan tidak cukup untuk memacu pertumbuhan di tengah penurunan kemunduran populasi Jepang.