EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 3 jam lalu, #Saham AS

Harga Emas Mengendur Karena Reli Dolar Dan Yield Obligasi AS

Penulis

Harga emas terpantau melemah sejalan dengan pelaku pasar mulai berfokus pada kondisi pertumbuhan ekonomi AS setelah rilis Beige Book kemarin.

Seputarforex.com- Naiknya mata uang Dolar AS dari level rendahnya tiga pekan menyebabkan harga emas di sesi Asia pada hari Kamis (20/04) ini mengendur. Akan tetapi, pemilu Perancis dan Inggris yang berpotensi memberikan dampak pada ekonomi Eropa serta adanya risiko geopolitik karena Korea Utara masih mendorong permintaan logam mulia emas sebagai aset perlindungan portofolio investasi tetap tinggi.

Harga Emas Mengendur Karena Reli Dolar Dan Obligasi AS


Saat berita ini ditulis, harga emas berjangka di Comex New York Mercantile Exchange diperdagangkan melemah sebesar 0.16 persen menjadi 1,281 Dolar AS per troy ons dan harga emas spot menurun ke kisaran harga 1,279 Dolar AS. Sementara itu, harga emas batangan pecahan 1 gram milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk stabil di level harga Rp 595,000.

Kenaikan Dolar AS Kembali Tekan Harga Emas

Selama sesi perdagangan hari Rabu malam kemarin, harga emas telah turun satu persen sejalan dengan peningkatan indeks mata uang Dolar dan rilis Beige Book oleh The Fed. Dalam rilis tersebut, bank sentral AS menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS antara pertengahan bulan Februari dan akhir Maret di tingkat sedang.

"Selain penguatan mata uang Dolar, harga emas juga tertekan oleh peningkatan sangat signifikan imbal hasil obligasi AS," kata Walter Pehowich, Wakil Presiden divisi investasi logam mulia di Dillon Gage Metals.

Sedangkan berdasarkan catatan analisa Morgan Stanley, "Reli Dolar AS bisa jadi akan berlanjut sejalan dengan pelaku pasar mulai berfokus pada pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam yang kemungkinan besar dapat menaikkan tingkat inflasi".

Pasar Tetap Khawatir Tentang Ketidakpastian Politik

Meski demikian, isu global lainnya masih jadi pertimbangan investor, mengingat ketidakpastian di bidang politik mampu mendorong naik permintaan instrumen investasi berisiko rendah seperti logam mulia emas.

"Para investor masih menggunakan emas sebagai perlindungan dan dalam posisi defensif karena ada kekhawatiran tentang kondisi politik global serta turunnya sektor ekuitas", ucap Analis ETF Securities, Martin Arnold.

Sebagian besar pelaku pasar waswas menjelang digelarnya pilpres di Prancis dan terus mencermati hasil polling sementara. Menurut Walter Pehowich, "Pasar tengah mengamati perkembangan pemilu Prancis selama sepekan ini karena hasil pemilu tersebut bisa jadi akan mempengaruhi harga logam emas secara signifikan". Pehowich menilai, jika kandidiat Marine Le Pen menang maka peluang untuk Perancis keluar dari Uni Eropa semakin terbuka sehingga harga si kuning dapat bullish kembali.

278588
Penulis

Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Sastra, jurusan Sastra Inggris konsentrasi Linguistik, Unversitas Negeri Malang. Menyukai bidang kepenulisan dan dunia penerjemahan ekonomi dan bisnis sejak tahun 2013 silam. Saat ini menjadi jurnalis di Seputarforex yang bertanggung jawab untuk menulis berita emas dunia, forex, dan saham.