Seputarforex.com - Memasuki sesi Asia Rabu (01/Agustus) siang ini, Dolar New Zealand masih melemah terhadap Dolar AS karena tiga faktor: data Tingkat Pengangguran New Zealand yang meningkat, menguatnya Dolar AS jelang keputusan The Fed, dan perkembangan perang dagang AS-China.
Tingkat Pengangguran New Zealand Lebih Tinggi Dari Ekspektasi
Biro Statistik Selandia Baru melaporkan, Tingkat Pengangguran New Zealand berada pada level 4.5 persen di kuartal kedua tahun ini, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi 4.4 persen dan hasil kuartal sebelumnya. Data tersebut mengonfimasi prediksi dovish pasar terhadap suku bunga Reserve Bank of New Zealand (RBNZ).
Dalam kebijakan moneternya bulan Juni lalu, Gubernur Adrian Orr mengatakan bahwa walaupun Outlook yang ia rincikan dalam kebijakan suku bunga masih tak terganggu, tetapi penggerak perekonomian kemungkinan tak akan sekuat yang dipekirakan. Dari situ, pasar memprediksi RBNZ tidak akan menaikkan suku bunga sebelum September 2019.
NZD/USD Melemah Jelang Hasil FOMC Dan Bea Impor AS
Menanggapi laporan tersebut, NZD/USD turun dari sebelumnya di 0.6820 ke level 0.6794. Selain karena data Pengangguran New Zealand, melemahnya NZD/USD juga dikarenakan oleh menguatnya Dolar AS jelang pengumuman FOMC dini hari nanti. Bank sentral AS diperkirakan tidak menaikkan suku bunga, tapi bisa memberi petunjuk akan kenaikan waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga selanjutnya.
Selain itu, sebagai mata uang komoditas, NZD juga dipengaruhi oleh perkembangan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat. Hari ini, Reuters melaporkan bahwa Trump akan menaikkan bea impor China dari sebelumnya 10 persen menjadi 25 persen. Jika benar disahkan, maka China diperkirakan akan membalasnya dengan terus melemahkan nilai tukar Yuan terhadap Dolar AS. Dengan demikian, hubungan China dan AS akan kian memburuk, bukan hanya karena perang dagang, tetapi juga perang mata uang.