Kalau Broker Bangkrut, Siapa Tanggung Klien?

Kalau regulasi top seperti FCA dan regulasi US sya sudah percaya krn terbukti kredibel menangani masalah klien terkait broker bangkrut ini. Tp adakah contoh kasus broker bangkrut yg regulasinya di negara off shore? Kalau ada, sya juga ingin tau bagaimana penanganan badan regulasi untuk klien

Untuk Arkhe

Bagi trader yang mencari keamanan dana, maka sudah perlu memilih broker yang memiliki regulasi dan track record baik sebagai mitra trading, serta memilih broker yang memberikan asuransi dana nasabah, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Maka jika pun ada hal-hal yang terjadi pada broker tersebut semisal bangkrut/ pailit, maka badan regulasi yang menjadi payung atas broker tersebut akan ikut bertanggung jawab atas dana nasabah, disamping ada lembaga keuangan lainnya seperti perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan broker yang bersangkutan.

Thanks.

Editya N

Saya kurang tahu siapa yang pertama kali mempromosikan negara off shore. Yang jelas setiap regulasi atau negara mempunyai tata tertib hukum dan peraturan atas setiap permasalahn yang terjadi dinegara bersangkutan.

Thanks

@ arkhe:
Setiap broker yang teregulasi oleh badan regulator yang kredibel peraturannya harus menyetorkan sejumlah uang sebagai jaminan jika broker tersebut bermasalah atau bangkrut. Selain itu dana nasabah biasanya juga dipisah ke segregated account (account terpisah). Badan regulator yang kredibel akan menyelesaikan masalah sesuai dengan peraturan, seperti sanksi denda jika broker melanggar. Sy kurang tahu peraturannya jika broker bangkrut, tetapi sy kira dana nasabah pasti diproteksi dengan adanya segregated account dan uang jaminan dari broker tsb.

saya kira gak ada yang tanggung jawab atas dana klien ketika broker bangkrut atau pailit. cuman harusnya yang bertanggung jawab terhadap dana klien adalah badan regulasinya, karena mereka adalh payung hukumnya broker. andai ada broker yang tidak punya badan regulasi maka broker ini di anggap tidak sah atau penipuan. tapi ya kembali lagi yang dipertanyakan adalah kredibiltas dari badan regulasi itu sendiri bukan kredibilitas brokernya