Seputarforex.com - Euro makin melemah dilanda aksi jual Kamis (21/Juni) sore ini. EUR/USD diperdagangkan turun dari harga 1.1563 ke 1.1520, menyusul kabar skenario politik Italia yang melukai sentimen terhadap mata uang single currency. Hal itu berpadu dengan penguatan Dolar AS pasca pidato Ketua The Fed tentang kenaikan suku bunga (Rate Hike) yang harus dilanjutkan.
Ekonom Italia Anti Uni Eropa Ditunjuk Mengepalai Komite Finansial
Pasar bereaksi negatif setelah Alberto Bagnai, seorang ekonom dari partai Lega Nord yang anti Uni Eropa, ditunjuk sebagai Kepala Komite Keuangan Senat Italia. Para investor ramai-ramai menjual Euro, karena sebelumnya mereka mengharapkan sosok yang dapat meyakinkan mereka bahwa Italia tidak akan hengkang dari Uni Eropa.
Tak hanya terhadap Dolar AS, Euro juga melemah terhadap Yen dan Franc Swiss. EUR/JPY diperdagangkan pada angka 127.15, dari sebelumnya di angka 127.92. Sementara itu, EUR/CHF diperdagangkan turun dari 1.1532 ke 1.1482. Siang tadi, Bank Sentral Swiss (SNB) mengumumkan bahwa kebijakan moneternya tidak berubah. Namun, Gubernur SNB Thomas Jordan menyoroti masalah politik Italia yang meningkatkan ketidakpastian. Kondisi tersebut memperkuat mata uang Franc yang merupakan mata uang safe haven termasuk terhadap Euro.
Analis: Pelemahan Euro Tak Permanen Karena Hal Ini
Justin Low, analis dari ForexLive menulis dalam situsnya bahwa kegagalan Euro untuk menyentuh level 1.1500 hari ini adalah akibat dari kepanikan investor di Italia.
"Menurut pengamatan saya, ada kepanikan di Italia. Namun saya yakin hal itu tak akan cukup untuk meningkatkan risiko keluarnya Italia dari Euro. Toh, pemerintahan baru Italia masih bersikukuh bahwa negaranya tak akan hengkang, setidaknya untuk saat ini, saat mereka masih dalam 'permainan'. Jadi sampai muncul bukti lebih lanjut, maka saya kira perubahan (Euro) tak akan terlalu banyak," tulis Low.
