Dolar Australia diperdagangkan pada posisi 0.7697 cenderung sideways dari posisi penutupan 0.7710 di sesi perdagangan sebelumnya namun masih di level tinggi dan terdapat peningkatan volume trading. Kondisi tersebut terbentuk setelah laporan GDP China dilaporkan stabil pada Jumat (15/04) hari ini dan cenderung melambat di level 6.7 persen per kuartal sesuai dengan ekspektasi para analis.
China adalah negara partner perdagangan yang terpenting bagi Australia, sehingga laporan ekonomi China sedikit banyak akan berpengaruh pada Dolar Australia. Meski demikian, output industri Beijing, investasi aset tetap dan penjualan ritel China seluruhnya naik lebih dari ekspektasi di bulan Maret, setelah lemahnya performa sektor-sektor tersebut di bulan Januari dan Februari.
"Dengan outlook untuk sebagian besar sektor pengendali pertumbuhan organik yang masih kurang - khususnya ekspor dan investasi korporat - pemerintah China akan terus butuh mengandalkan stimulus, terutama investasi infrastruktur, untuk mencegah pertumbuhan dari kemerosotan di bawah target 6.5 persen tahun depan," kata Louis Kuijs, Kepala Ekonom Asia, Oxford Economics di Hong Kong.
Data Australia Juga Apik
Sementara itu, data ekonomi Australia sendiri kemarin menunjukkan level yang memuaskan. Tingkat pengangguran Australia secara tak terduga merosot ke level terendah dalam dua setengah tahun terakhir di Maret lalu, merefleksikan kenaikan dalam kepercayaan bisnis dan mensinyalkan ketidakperluan RBA untuk kembali melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat.
Sejak tanggal 13 April, Dolar Australia telah meniti kenaikan ke level tinggi sembilan bulan terhadap Dolar AS di hari Jumat ini setelah kesempatan pemotongan suku bungan RBA pada bulan Mei meredup karena apiknya perekonomian Australia dengan level suku bunga rendah saat ini.
Di samping itu harga komoditas minyak, yang turut memberikan pengaruh pada dolar komoditas seperti Aussie, masih stagnan sejak kemarin, di kisaran $40-an per barel, level tertinggi dalam tahun ini.