Seputarforex.com - Dolar Australia tampak betah di level tingginya terhadap Dolar AS hingga Rabu (19/Jul) siang ini. Mata uang yang juga populer dengan sebutan Aussie tersebut bahkan masih menambah kenaikan sedikit demi sedikit. Padahal, indikator ekonomi Australia terbilang lemah. Para investor yang mempelajari detail laporan ekonomi Australia akhirnya memperhitungkan hal tersebut, sehingga kenaikan Aussie tak terlalu tajam.
Leading Index untuk bulan Juni, yang diterbitkan oleh Westpac merosot sebanyak 0.14 persen. Angka tersebut memang dapat dikatakan tidak terlalu buruk, walalupun lebih rendah daripada laporan pada bulan Mei yang membukukan penurunan 0.01 persen. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan tahunan Australia pada bulan keenam ini, dilaporkan jatuh hingga 0.76 persen setelah melonjak 0.51 persen di bulan sebelumnya. Inilah yang dihitung sebagai kemerosotan tajam dibandingkan dengan standar indeks tersebut.
Westpac menjelaskan, data pada bulan Juni ini masuk dalam kategori di bawah trend sejak Juli 2016. Selain itu, ia menunjukkan bahwa akan ada perlambatan momentum dalam profil pertumbuhan Australia. Refleksi tersebut tercermin pada kenaikan tajam dalam harga komoditas dalam satuan Dolar Australia (AUD).
"Meskipun kita melihat ada pemulihan pesat dalam harga bijih besi yang dihitung dalam satuan Dolar AS sejak pertengahan Juni, kenaikan tajam Dolar Australia akan menjadi pemberat yang mengimbangi kabar baik tersebut," tulis analis Wetspac.
AUD/USD Bisa Tembus 0.85?
AUD/USD bertengger di angka 0.7926; masih berada di level tinggi harian sejak kemarin. Kenaikan Dolar AUD/USD sendiri sudah terjadi sejak hari Selasa, setelah notulen rapat RBA dirilis.
Menurut Greg Gibbs, Kepala Analis Amplifying Global FX Capital, ada risiko yang kuat pada level 0.80 dalam AUD/USD apabila pair tersebut gagal mencapai 0.85. Selain karena kemungkinan kenaikan suku bunga RBA lebih cepat, kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan melambat juga patut dipertimbangkan karena mempengaruhi Dolar AS.