Dolar AS terdorong naik terhadap Euro dan Yen di hari Senin (28/03) pagi ini setelah mulai menanjak di akhir pekan lalu. Kenaikan tersebut menyusul serangkaian komentar dari pejabat The Fed yang mendukung kenaikan tingkat suku bunga AS lebih dari dua kali tahun ini.
Salah satu komentar hawkish datang dari Presiden The Fed untuk wilayah St. Louis, James Bullard, dalam pidatonya pekan lalu. Bullard menyoroti risiko kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini serta menyebutkan kemungkinan kenaikan suku bunga secepat-cepatnya pada bulan April depan. Pendapat tersebut senada dengan pejabat The Fed lainnya yakni John Williams dan Dennis Lockhart.
Pandangan tersebut membantu Greenback untuk pulih setelah terpukul jatuh akibat dipersempitnya peluang kenaikan suku bunga oleh FOMC, dari empat kali menjadi dua kali tahun ini.
Dolar Akan Terdongkrak Jika Yellen Dan Dudley Hawkish
Di samping itu, indikator-indikator ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diperkirakan akan memberikan kesempatan untuk mengukur apakah perekonomian AS akan cukup kuat untuk bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
"Penampilan Dolar AS dalam waktu dekat akan bergantung pada data, yang palin ditunggu adalah data tankan Jepang pada hari Jumat, NFP AS dan PMI Manufaktur," kata Shusuke Yamada, Kepala Ahli Strategi Forex di Bank of America Merril Lynch di Tokyo.
Data AS lainnya yang akan berdampak pada Dolar AS pekan ini adalah indeks Personal Consumption Expenditures price (PCE) pada hari Senin ini dan indeks PMI Manufaktur.
"Pernyataan dari Yellen dan Dudley akan menjadi fokus. Mereka adalah pejabat inti di The Fed dan Dolar akan terdukung menguat jika mereka memberikan sentimen hawkish," kata Yamada. Janet Yellen sebagai Ketua The Fed dan William Dudley akan berbicara pada hari Kamis minggu ini.
Dolar AS naik 0.2 persen ke kisaran 113.375 yen setelah menyentuh level tinggi 12 hari ke angka 134.400. Mata uang AS mendapat perolehan 1.4 persen versus yen pekan lalu, tertarik menjauhi level rendag 17 bulan di angka 110.67 pada pertengahan bulan.
Euro melangkah turun 0.1 persen ke angka 1.1169 per Dolar AS menyusul loss di angka 0.9 persen pekan lalu.
Sementara itu, Dolar Australia stabil di angka 0.7506 per Dolar AS, melorot 0.4 persen pekan lau dan menjauhi level tinggi delapan bulan di angka 0.7681 seiring dengan harga komoditas yang melorot tajam dari punca terbarunya.