Dolar Australia mendapat perolehan di awal sesi Amerika Senin hari ini (23/03) di tengah sepinya rilis data ekonomi. AUD/USD diperdagangkan pada 0.7782 atau naik 0.11 persen. Perolehan yang didapat oleh mata uang Australia ini terjadi di tengah melemahnya Dolar AS akibat tingkat suku bunga AS yang diperkirakan tak akan segera beranjak naik dari kisaran nol persen. Dolar Australia sempat tergelincir sedikit ke 0.7785 Dolar AS, namun posisi tersebut masih di atas 0.7685 yang tercapai pada Jumat lalu.
Pada akhir pekan lalu, Dolar AS bearish setelah presiden Federal Reserve untuk wilayah Chicago, Charles Evans, menyatakan melalui sebuah paper penelitian, dimana tingkat suku bunga acuan AS tak boleh terlalu jauh dari kisaran nol mengingat ketidakpastian yang masih membayangi perekonomian.
Akan tetapi, ahli strategi dari Bank of New zealand, Kymberly Martin mengungkapkan pandangan yang skeptis. Dikutip oleh news.com.au. Martin mengatakan, komentar Evans tersebut hanyalah bagian dari perannya saja (sebagai tokoh dovish), ungkapnya di Wellington. Dolar Australia, menurut Martin, merupakan salah satu mata uang yang menunjukkan respon berlawan terhadap apapun, khususnya segala yang berhubungan dengan perekonomian Australia itu sendiri.
Pendapat lain datang dari trader senior OANDA, Stephen Innes, dimana rendahnya suku bunga AS dapat menjadi faktor yang dapat melambungkan nilai tukar Dolar Australia. Fokus pasar pada Selasa besok yang berpengaruh bagi Dolar Australia adalah data manufaktur HSBC Tiongkok dan angka inflasi AS pada malam harinya.
