Emas berjangka mengalami penurunan dan diperdagangkan di level rendah sembilan bulan pada Selasa (30/09) sore ini seiring dengan makin kencangnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat. Performa Dolar AS yang masih prima hingga mendorongnya mencapai level terbaik sejak tahun 2008, pun membebani kenaikan emas.
Di Comex New York, emas berjangka untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada $1,217.10 per troy ons dalam pembukaan sesi Eropa hari ini. Data tersebut menurun sebanyak $1.80 dari harga penutupan di $1,218.80 pada hari Senin. Sedangkan di Singapura pada pukul 14:24 waktu setempat tadi, bulion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada $1,216.57 per ons dari $1,215.81 kemarin. Senin pagi kemarin, bulion sempat naik oleh ketegangan politik yang terjadi di Hong Kong.
Dolar Gapai Level Tinggi Sejak 2008
Emas berjangka sedang melangkah turun sebanyak 8.3% dalam tiga bulan hingga akhir September hari ini, bersamaan dengan perak yang juga jatuh 17.1% sejak akhir Juni. Penyebabnya, tak lain dan tak bukan adalah menguatnya perekonomian negeri Paman Sam sehingga membuka lebar kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Sehingga, kebijakan moneter The Fed itu akan bertolak belakang dengan bank-bank sentral negara lain yang masih membutuhkan suku bunga rendah.
"Divergensi kebijakan moneter antara The Fed dan Bank-bank sentral lain mendorong naik Dolar dan membebani emas." tutur Zhu Runyu, analis dari CITICS Future Co. di China. "Selain itu, ketegangan geopolitik yang makin memudar juga akan membuat emas kehilangan kunci support."