EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 155.530   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,362.84/oz   |   Silver 28.43/oz   |   Wall Street 39,478.11   |   Nasdaq 16,346.27   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,049.96   |   Ethereum 3,036.02   |   Litecoin 83.06   |   Ekonomi Inggris kembali mengalami pertumbuhan di kuartal pertama, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF tetap lemah di dekat level 0.9050 di tengah sentimen dovish The Fed, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP bertahan di bawah level 0.8600 setelah data PDB Inggris, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PDB awal Inggris berekspansi 0.6% QoQ di kuartal pertama versus ekspektasi 0.4%, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) menilai permintaan semen mulai meningkat pada Mei 2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Entitas Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara membidik penambahan kapasitas listrik menjadi 156 MWp, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,244, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,235 pada pukul 19.45 ET (23.45 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 39,592, 18 jam lalu, #Saham AS   |   Apple (NASDAQ:AAPL) meminta maaf setelah sebuah iklan untuk model iPad Pro terbarunya memicu kritik dengan menampilkan animasi alat musik dan simbol-simbol kreativitas lainnya yang dihancurkan, 18 jam lalu, #Saham AS

FOMC Minutes Buka Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga Bulan Juni

Penulis

Dalam notulensi Federal Open Market Committee (FOMC), para petinggi bank sentral AS tersebut mulai meragukan apakah mereka akan menaikkan suku bunga di bulan Juni atau tidak, mengingat data-data AS yang mengecewakan baru-baru ini. Penurunan harga energi dapat terus menekan inflasi sehingga secara tak langsung, berpotensi menunda kenaikan suku bunga hingga akhir tahun.

Dalam notulensi Federal Open Market Committee (FOMC), para petinggi bank sentral AS tersebut mulai meragukan apakah mereka akan menaikkan suku bunga di bulan Juni atau tidak, mengingat data-data AS yang mengecewakan baru-baru ini. Penurunan harga energi dapat terus menekan inflasi sehingga secara tak langsung, berpotensi menunda kenaikan suku bunga hingga akhir tahun.

FOMC

Akan tetapi, sejumlah pejabat The Fed lainnya mengatakan bahwa kebijakan ekonomi yang lebih ketat mungkin tidak akan siap tahun ini. Menurut mereka, kenaikan suku bunga harus ditunda hingga tahun 2016. Secara umum dapat dikatakan suara pejabat The Fed terbelah meski tak menutup kemungkinan kebijakan normalisasi ekonomi akan dilaksanakan pada Juni nanti.

Dalam pernyataan setelah rapat FOMC pada Maret lalu, The Fed tampaknya sudah cukup yakin bahwa inflasi akan menuju 2%, dan akan ada perbaikan pada pasar tenaga kerja, sehingga kenaikan suku bunga dapat dimungkinkan tapi akan dinaikkan secara bertahap. Dolar AS diperkirakan akan mempertahankan penguatannya terhadap mata uang-mata uang mayor dikarenakan sentimen pasar tentang isu kenaikan suku bunga yang masih belum mereda. Perbedaan kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) dengan bank sentral di negara-negara mayor lainnya, masih akan memberikan penguatan terhadap Dolar AS dan mengabaikan data non farm payroll yang mengecewakan.

Seperti yang telah diketahui, Nonfarm payrolls hanya naik 126,000 pada bulan Maret 2015, angka paling sedikit dalam lebih dari setahun, ditengah tanda-tanda bahwa perekonomian mulai terpengaruh negatif oleh penguatan Dolar AS. Data tersebut jauh dibawah ekspektasi ekonom yang sebelumnya memperkirakan NFP pada 245,000. Sementara itu, tingkat pengangguran tetap pada level 5.5%.

228581
Penulis

Daniel V memiliki latar belakang Manajemen Informatika dan mengenal forex sejak 2014. Berbekal pengalaman tersebut, Daniel mampu menganalisa pasar secara teknikal maupun fundamental.