EUR/USD mencetak perolehan sedang di sesi perdagangan New York Senin (28/03) malam tadi, menghentikan pelemahan yang sudah berlangsung selama 7-hari sehubungan dengan melemahnya data konsumen AS sehingga merebakkan kekhawatiran akan potensi resesi dalam waktu dekat.
EUR/USD diperdagangkan di antara 1.1154 dan 1.1219 sebelum anteng di level 1.1196, naik 0.26 persen selama sesi perdagangan tersebut berlangsung. Sebelumnya, Euro tergelincir dalam tujuh hari berturut-turut sejak menggapai level tinggi lima hari terhadap Dolar pada tanggal 17 Maret. Dalam rentang yang lebih luas, Euro sudah mencatatkan kenaikan lebih dari 3% terhadap Dolar AS sejak awal tahun ini.
Kemarin malam, Biro Analisis Ekonomi milik Departemen Perdagangan AS (BEA) menyatakan bahwa pemasukan perseorangan pada bulan Februari naik 0.2 persen, sedikit di atas estimasi konsensus yang memperkirakan kenaikan 0.1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi satu bulan setelah pada bulan Januari juga terjadi kenaikan hingga 0.5 persen.
Yang lebih penting, belanja konsumen pada bulan Januari naik 0.1 persen, menyusul revisi penurunan yang tajam dari 0.5 persen menjadi 0.1 persen sebulan sebelumnya. Dalam laporan yang diumumkan malam tadi, penjualan retail malah direvisi terjun ke minus 0.4 persen untuk bulan Januari, bergabung ke area kontraksi bersama dengan data pesanan barang tahan lama dan non-tahan lama.
Indeks harga PCE
Dalam hal inflasi, Indeks harga PCE AS turun 0.1 persen pada bulan Februari, sejalan dengan estimasi konsensus, setelah naik 0.1 persen pada bulan Januari. Dalam basis tahunan, harga PCE meningkat 1.0 persen setelah naik 1.3 persen selama satu bulan pertama tahun ini. Indeks PCE inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi naik 0.1 persen, sedikit di bawah perkiraan konsensus di angka 0.2 persen. Dalam basis tahunan, harga Core PCE naik 1.7 persen dalam 12 bulan terakhir, masih belum berubah dari level bulan Januari. Indeks Core PCE akan menjadi salah satu referensi pertimbangan The Fed untuk menilai sektor inflasi AS yang saat masih saja di bawah target 2 persen.
