Dolar AS menghentikan laju lima harinya terhadap Euro menyusul pernyataan Presiden The Fed wilayah Minneapolis, Narayana Kocherlakota. Pejabat The Fed yang terkenal dovish tersebut mengatakan bahwa kenaikan suku bunga AS tahun ini akan kian menjauhkan Paman Sam dari pemulihan inflasi.
Dolar AS anjlok untuk pertama kalinya dalam tiga hari terhadap yen meskipun pada ekonom pada Jumat (09/01) hari ini memprediksikan bahwa jumlah lapangan kerja AS akan mengalami pertambahan lebih dari 200,000 dalam 11 bulan terakhir.
Jatuhnya harga minyak dunia membuat "dompet" para konsumen lebih tebal daripada biasanya. Pada dasarnya, hal ini merupakan kondisi yang baik bagi perekonomian AS, demikian dituturkan oleh Kocherlakota di Balai Pertemuan Gedung The Fed Minneapolis. Bersamaan dengan jatuhnya harga minyak, tekanan pada sektor pengeboran dan produksi di Dakota Utara pun mengendur, padahal perekonomian lokal tersebut telah mengalami ledakan produksi minyak dalam beberapa tahun terakhir.
Kocherlakota Tak Setuju Suku Bunga Naik 2015
Pejabat tinggi The Fed yang dipastikan tidak mendapatkan jatah suara di FOMC tahun ini, juga mengatakan bahwa dirinya yakin perekonomian AS bisa bertahan meskipun perekonomian dunia melemah. Namun, ia menegaskan pandangannya bahwa tantangan terbesar bagi pertumbuhan AS adalah "kesabaran" The Fed sendiri dalam mempertahankan suku bunga rendah. Bagi Kocherlakota, kenaikan suku bunga AS berpotensi "mencekik" pemulihan yang sedang berjalan.