EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 155.830   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,360.00/oz   |   Silver 28.43/oz   |   Wall Street 39,478.11   |   Nasdaq 16,346.27   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 60,792.78   |   Ethereum 2,909.79   |   Litecoin 80.23   |   Ekonomi Inggris kembali mengalami pertumbuhan di kuartal pertama, 1 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CHF tetap lemah di dekat level 0.9050 di tengah sentimen dovish The Fed, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP bertahan di bawah level 0.8600 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PDB awal Inggris berekspansi 0.6% QoQ di kuartal pertama versus ekspektasi 0.4%, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) menilai permintaan semen mulai meningkat pada Mei 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Entitas Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara membidik penambahan kapasitas listrik menjadi 156 MWp, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,244, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,235 pada pukul 19.45 ET (23.45 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 39,592, 1 hari, #Saham AS   |   Apple (NASDAQ:AAPL) meminta maaf setelah sebuah iklan untuk model iPad Pro terbarunya memicu kritik dengan menampilkan animasi alat musik dan simbol-simbol kreativitas lainnya yang dihancurkan, 1 hari, #Saham AS

Kuroda Singgung Penghentian Program Stimulus Masif, Yen Mengendur

Penulis

Berbicara di hadapan parlemen, Kuroda mengatakan bahwa kenaikan pembayaran bunga setinggi 0.1 persen bagi dana-dana cadangan yang diparkir di bank sentral, dapat menjadi sebuah pilihan apabila BOJ akan keluar dari program stimulus masifnya saat ini. Namun, Kuroda tetap menekankan bahwa sekarang ini masih terlalu dini untuk memperdebatkan strategi "exit".

Pemerintah Jepang akan merilis cetak biru kebijakan fiskal pada hari ini, dimana diperkirakan rekomendasinya akan lebih merujuk pada pendekatan yang fleksibel untuk membatasi belanja negara, dibandingkan dengan pengaturan kenaikan modal secara tahunan demi mengurangi setumpuk utang pemerintah. Dari salinan draft akhir yang dipantau oleh Reuters UK pada hari Senin (22/06) ini, pembatasan kenaikan yang direkomendasikan dalam neraca belanja negara adalah sekitar 1.6 triliun Yen untuk tiga bulan hingga Maret 2019, namun menghentikan mandat untuk menaikkan modal dalam anggaran belanja.

yen_money
Pemerintah Jepang juga memasang target pertumbuhan (GDP) untuk menaikkan pendapatan - sesuai dengan harapan PM Shinzo Abe - atau juga menggalakkan dispilin fiskal untuk mengurangi tekanan utang.

Menurut pendapat dari Norio Miyawa, ekonom senior di Mizuho Securities, yang diwawancarai oleh Reuters, pemerintah tampaknya sedang mengoperasikan asumsi bahwa pertumbuhan Jepang sudah cukup bagus, dan pajak pendapatan akan bisa ditanggalkan. Kebijakan ini sejatinya merupakan kebijakan yang sangat bagus namun, jika dilihat dari catatan keuangan publik, tampaknya harus ada usaha yang lebih dari kebijakan untuk memotong anggaran, tutur Miyawa.

'Exit' Stimulus Masif BOJ Masih Terlalu Dini

Di samping itu, Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda pada hari ini juga menyampaikan pidato yang menyatakan bahwa bank sentral Jepang sudah cukup memenuhi hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai target inflasi 2 persen dan tetap akan memprosesnya secara stabil. Berbicara di hadapan parlemen, Kuroda mengatakan bahwa kenaikan pembayaran bunga setinggi 0.1 persen bagi dana-dana cadangan yang diparkir di bank sentral, dapat menjadi sebuah pilihan apabila BOJ akan keluar dari program stimulus masifnya saat ini.

Namun, Kuroda tetap menekankan bahwa sekarang ini masih terlalu dini untuk memperdebatkan strategi "exit" yang spesifik karena bagaimanapun, pengakhiran program stimulus bergantung pada perkembangan ekonomi dan finansial yang terjadi.

Siang ini, USD/JPY cenderung menguat sebanyak 0.16 persen dengan bergerak ke angka 122.94, dari sebelumnya di kisaran 122.75. Yen lemah terhadap Euro dengan EUR/JPY yang naik 0.42 persen ke angka 139.88 di tengah perundingan utang Yunani.

237205
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.