EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.31/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,020.18   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 13 jam lalu, #Saham AS

Lemahnya Inflasi New Zealand Membuat NZD/USD Tertekan

Penulis

Inflasi New Zealand untuk kuartal kedua tahun ini dilaporkan lebih lemah daripada prediksi para ekonom dan bank sentral, sehingga, meningkatkan kemungkinan akan penambahan potongan suku bunga New Zealand pada bulan depan.

Inflasi New Zealand untuk kuartal kedua tahun ini dilaporkan lebih lemah daripada prediksi para ekonom dan bank sentral, sehingga, meningkatkan kemungkinan akan penambahan potongan suku bunga New Zealand pada bulan depan.

new_zealand_markets
Biro Statistik New Zealand pada hari ini melaporkan kenaikan indeks CPI sebanyak 0.4 persen dari satu tahun sebelumnya, lebih kecil daripada perkiraan kenaikan hingga 0.5 persen yang diperkirakan oleh para analis. Dibandingkan dengan kuartal pertama, harga juga mengalami kenaikan 0.4 persen pula. Kenaikan harga bahan bakar sebanyak 5.3 persen menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi New Zealand, tanpa itu, CPI hanya naik 0.2 persen.

Sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa Gubernur RBNZ, Graeme Wheeler, akan menanggapi lemahnya inflasi ini dengan memotong suku bunga acuan (OCR) New Zealand menjadi 2 persen pada review kebijakan tanggal 11 Agustus mendatang. Kenaikan OCR dibutuhkan pula mengingat risiko yang ditimbulkan oleh pasar perumahan terhadap stabilitas finansial.

Inflasi tahunan New Zealand masih saja berada di bahwa level 1 persen dalam tujuh kuartal berturut-turut. RBNZ sudah memperkirakan hal ini dengan mengeluarkan prediksi pada bulan Juni lalu, yang menyebutkan bahwa inflasi New Zealand memang sulit mencapai rentang 1-3 persen hingga akhir tahun ini.


Nantikan Rapat Luar Biasa RBNZ 21 Juli

Paul Dales, Kepala Ekonom di Capital Economics Sydney mengatakan kepada Bloomberg, "Data inflasi yang lebih lemah daripada perkiraan menunjukkan bahwa RBNZ mungkin akan terus meletakkan perhatiannya terkait pasar perumahan dan memotong suku bunga,"

"Kita akan mengetahui lebih lanjut setelah perbaruan inter-meeting ekonomi luar biasa dari bank sentral (RBNZ)."

RBNZ menyatakan pada pekan lalu, bahwa pihaknya akan merilis update ekonomi tak terjadwal (luar biasa) pada tanggal 21 Juli nanti. Para ekonom memperkirakan rapat tersebut akan memperinci dampak dari pergolakan Dolar New Zealand akhir-akhir ini terhadap harga barang-barang impor karena mempersulit langkah bank sentral untuk menggenjot inflasi.

NZD/USD jeblok setelah laporan inflasi ini, dan diperdagangkan pada harga 0.7076 pada pukul 11:35 pagi waktu Wellington dari 0.7158 sesaat sebelum rilis laporan. Saat berita ini ditulis, Dolar Kiwi telah sedikit terjungkit menuju kisaran 0.7085.

268581
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.