EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,096.00   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 5 jam lalu, #Saham AS

Stevens RBA Berpidato, Aussie Pun Loyo

Penulis

Dolar Australia melorot tajam pada Kamis (25/09) pagi ini setelah Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens menyampaikan pidatonya masalah pengambilan risiko. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa perekonomian Australia membutuhkan dorongan yang lebih. AUD/USD diperdagangkan pada 0.8830, atau menurun 0.63% setelah pidato tersebut.

Dolar Australia melorot tajam pada Kamis (25/09) pagi ini setelah Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens menyampaikan pidatonya masalah pengambilan risiko. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa perekonomian Australia membutuhkan dorongan yang lebih. AUD/USD diperdagangkan pada 0.8830, atau menurun 0.63% setelah pidato tersebut.

stevens_rba

Pertimbangan Makro Prudensial

Salah satu sektor yang juga menjadi perhatian Gubernur RBA ini adalah pertumbuhan pembiayaan perumahan (housing finance). Tak jauh beda dari bahasan dalam review stabilitas Finansial RBA kemarin, Steven mengakui bahwa ada kemungkinan jika dirinya akan menggunakan tools makro prudensial.

Namun, RBA nampaknya masih menunjukkan penolakan akan gagasan tersebut, karena jika RBA benar-benar menggunakan perangkat makro prudensial, misalnya seperti batasan standar pinjaman, ditakutkan dapat menyebabkan tekanan untuk menaikkan suku bunga. Padahal, RBA harus menjaga suku bunga rendah demi sektor-sektor ekonomi lain. Oleh karena itulah, sehingga dirinya akan kembali melakukan pertimbangan lebih rinci.

Dolar Australia Terlalu Kuat

Tentang mata uang, Glenn Stevens melihat bahwa mata uang yang lebih lemah dalam kurun waktu lebih dari satu tahun dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Dan saat ini, para investor asing yang memegang 68 persen obligasi Australia tengah merasakan konsekuensinya.

Menurut Aset Manajemen Samsung kepada Sydney Morning Herald, lambatnya ekspansi Tiongkok, negara yang menjadi tujuan ekspor nomor satu bagi Australia berpotensi menyeret Aussie lebih rendah.

202089
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.