Gubernur Bank Sentral Australia, Glenn Stevens, memberikan petunjuk bahwa bank sentral mungkin akan melanjutkan pemotongan suku bunga yang kini telah berada di level rendah. Diharapkan, hal itu dapat membantu transisi ekonomi Australia untuk tak bergantung lagi pada sektor pertambangan.
Berpidato di Kamar Perdagangan Amerika di Australia, Stevens mengatakan bahwa inflasi AS saat ini masih rendah, nilai aset-aset mengalami kenaikan, dan The Fed sendiri juga telah menyinggung masalah kenaikan suku bunga acuan AS yang saat ini berada dalam tingkat yang sangat rendah.
AS Optimis, Australia Agak Optimis
Membandingkan dengan kondisi Australia, Steven mengatakan perbedaan terletak pada arah kebijakan untuk suku bunga. Amerika Serikat dan Australia sama-sama mengalami kelesuan inflasi, namun bedanya, Australia justru berpandangan untuk memotong tingkat suku bunganya. Begitupun dalam sektor bisnis dan rumah tangga, Amerika saat ini lebih optimis menatap masa depan sedangkan Australia tak terlalu optimis.
Stevens juga membahas masalah mata uang dengan mengatakan bahwa lemahnya nilai tukar Dolar Australia sejak tahun lalu telah mengangkat daya saing Australia. Namun, tidak seperti pada pidato-pidato sebelumnya, kali ini Stevens tak mengomentari apakah nilai Dolar Australia masih terlalu tinggi atau tidak.
Pada kesimpulannya, meskipun Australia sedang dibayangi kemungkinan pemotongan tingkat suku bunga, Stevens menyatakan tetap optimis pada outlook ekonomi negaranya ke depan dan berbagai kebijakan yang dilaksanakan sejauh ini telah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Setelah pidato Stevens, AUD/USD terpantau flat dan mengarah naik di kisaran 0.7672.