Euro anjlok ke level rendah sembilan tahun dengan spekulasi bahwa para pejabat Dewan Pengambilan Kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mulai melakukan pembelian obligasi pemerintah secepatnya minggu depan, demi menghindarkan Euro dari deflasi.
Euro Akan Mengalami Paritas
Euro sedikit berubah pada $1.1770 setelah menyentuh $1.1753 kemarin, level terendah sejak bulan Desember 2005. Menurut analisa dari analis Pacific Investment Management Co. yang diwawancarai oleh Bloomberg, ada kemungkinan bahwa Euro akan jatuh menuju paritas. Artinya, lama kelamaan, nilai tukar satu Euro akan sama dengan satu Dolar AS. Mata uang 18 negara tersebut terus tergelincir setelah para pejabat Yunani mengatakan untuk mempertimbangkan keluar dari keanggotaan Area Euro jika partai oposisi memenangi pemilu.
Pendapat dari analis lain di Mizuho Bank juga menyatakan hal yang tak jauh berbeda. Euro telah tertekan oleh berbagai faktor, termasuk prospek pengambilan kebijakan moneter yang akan diputuskan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada pekan. Tak lupa, perkembangan politik Yunani dan aksi "Grexit" juga masih akan membayangi pergerakan mata uang Euro.
QE ECB
Beberapa pejabat ECB memang telah memberikan pernyataan ke media yang menguatkan kemungkinan pembelian obligasi (QE) oleh ECB. Sebut saja, Ewald Nowotny, yang mengatakan bahwa bank sentral seharusnya tak terlalu lama menunggu untuk mengambil tindakan demi memacu inflasi dan pertumbuhan dan opsi pembelian obligasi hingga kini masih dalam penggodokan.
Benoit Coeure juga mengatakan hal serupa. "Progres diskusi (ECB) telah cukup jauh," tutur pejabat yang menduduki kursi keenam di Dewan Ekskutif ECB ini. "Pekan lalu, kami telah berdiskusi banyak mengenai detail teknisnya (program QE tersebut)." Coeure menambahkan dalam wawancara tersebut bahwa keputusan finalnya akan diambil pada saat rapat ECB pekan depan.
