EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.92/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 17 jam lalu, #Saham AS

USD/JPY Melonjak, Pelemahan Yen Picu Pro Kontra

Penulis

Yen kian melemah pada Senin (20/10) pagi ini menyusul pidato dari Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) yang mempertegas posisi kebijakan BOJ yang terbaru. USD/JPY diperdagangkan pada 107.23 atau naik sebanyak 0.32 persen. Gubernur BOJ menyebutkan bahwa indeks harga konsumen inti masih terbilang cukup lemah yakni di kisaran 1.25 persen.

Yen kian melemah pada Senin (20/10) pagi ini menyusul pidato dari Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) yang mempertegas posisi kebijakan BOJ yang terbaru. USD/JPY diperdagangkan pada 107.23 atau naik sebanyak 0.32 persen.

Yen
Gubernur BOJ kembali mengulangi outlook kebijakan dimana tingkat inflasi tahunan berikut indeks harga konsumen inti masih terbilang cukup lemah yakni di kisaran 1.25 persen untuk beberapa waktu. Indeks inflasi inti Jepang year-on-year pada bulan September yang akan dirilis pada tanggal 31 Oktober mendatang diperkirakan akan kembali menunjukkan perlambatan, yakni dengan kenaikan yang hanya 1.0 persen dari kenaikan 1.1 persen pada bulan Agustus.

Kuroda Ulangi 'Mantra'

"Perekonomian Jepang masih dalam tren pemulihan yang moderat, meskipun produksi masih lemah di tengah berkurangnya permintaan setelah kenaikan pajak penjualan," tutur Kuroda. Ia menambahkan bahwa perekonomian diekspektasikan untuk terus pulih seiring dengan berkurangnya efek dari kenaikan pajak secara berangsung-angsur.

Sementara itu, survei Reuters menunjukkan bahwa hampir separuh perusahaan-perusahaan di Jepang berasumsi bahwa pemerintah hendaknya segera mulai mempertahankan Yen pada level tinggi terhadap Dolar AS di posisi 110. Hal ini menggaris bawahi adanya ancaman kerentanan ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakar dan barang-barang impor lainnya. Dalam dua tahun terakhir ini, PM Jepang Shinzo Abe terus menggenjot perekonomian dan mengatasi deflasi dengan menebalkan stimulus moneter yang memang berhasil melemahkan Yen.

Pelemahan Yen Dapat Jadi Obat Sekaligus Racun

Akan tetapi, penyusutan Yen terhadap Greenback ke level rendah enam tahun di 110.09 pada tanggal 1 Oktober lalu, yang menjadi penurunan drastis sebanyak 8 persen dalam waktu tiga bulan, menjadi perhatian dari para pengusaha. Mereka khawatir bahwa "obat" yang diberikan oleh Abe, dapat menjadi "racun" di kemudian hari.

Salah seorang eksekutif yang di wawancarai oleh Reuters menyebutkan bahwa jika Yen terus diperlemah secara drastis, maka harga barang mentah dapat melonjak dan perusahaan-perusahaan tak akan bisa menjangkaunya. Sehingga, pengeluaran mereka akan boros dan sulit diselamatkan.

Di sisi lain, ada pula perusahaan yang lebih senang jika Yen kian terkapar. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bereorientasi ekspor. Mereka berharap Yen dapat melemah terhadap Dolar hingga 115 atau 120.

207230
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.