Yen menunjukkan performa yang melemah pada sesi Asia Jumat (13/03) hari ini tanpa adanya laporan ekonomi mayor. Selain itu para investor fokus terhadap data-data ekonomi AS yang beragam serta dampaknya terhadap kebijakan suku bunga The Fed ke depan. USD/JPY diperdagangkan pada 121.34 naik tipis 0.05 persen.
Malam tadi, Dolar AS sebagai rival Yen harus mundur sehubungan dengan lemahnya penjualan retail Amerika Serikat. Departemen Perdagangan AS mencatat pada Kamis malam kemarin melaporkan, penjualan retail AS mengalami penurunan 0.6 persen akibat jatuhnya penerimaan dalam hampir semua kategori, sekaligus menandai kemerosotan yang ketiga dalam basis bulan per bulan. Penjualan retail anjlok 0.8 persen pada bulan Januari.
Aso Optimis, Manufaktur Pesimis
Kepercayaan manufaktur-manufaktur Jepang dilaporkan memburuk dalam tiga bulan (Januari-Maret), bahkan ada kemungkinan akan menjadi negatif dalam kuartal kedua akibat kemerosotan yang terjadi pada Yen, sehingga menyebabkan material-material impor menjadi sangat mahal. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan Jepang bersama dengan Cabinet Office ini menunjukkan kerumitan pada perekonomian Jepang di tengah gencarnya stimulus yang bertujuan untuk menghidupkan perekonomian.
Akan tetapi, Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, justru memandang optimis hal ini. Menurutnya, lemahnya Yen masih suportif terhadap perekonomian Jepang. "Lemahnya Yen pada dasarnya masih optimis untuk perekonomian," urai Aso dalam sebuah konferensi pers pada hari ini. "Rendahnya harga minyak, suku bunga dan lemahnya Yen terhadap Dolar berguna bagi perekonomian". Aso menekankan bahwa kelemahan Yen sangat berguna bagi eksportir dalam berproduksi.