EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,142.40   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 14 jam lalu, #Saham AS

RBA Pangkas Suku Bunga Ke 2.25%, Dolar Australia Terjun Bebas

Penulis

Bank Sentral Australia (RBA), melalui pernyataan yang disampaikan oleh Gubernur RBA, memutuskan untuk memotong suku bunganya hingga ke level rendah 2.25 persen, dibandingkan dengan suku bunga acuan sebelumnya di posisi 2.5 persen, pada Senin (03/02) hari ini.

Bank Sentral Australia (RBA), melalui pernyataan yang disampaikan oleh Gubernur RBA, memutuskan untuk memotong suku bunganya hingga ke level rendah 2.25 persen, dibandingkan dengan suku bunga acuan sebelumnya di posisi 2.5 persen, pada Senin (03/02) hari ini. Sebelumnya, telah banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa bank sentral tersebut akan mengambil tindakan di tengah tekanan deflasi global.

Glenn_Stevens

Alasan Pemotongan Suku Bunga

Keputusan Stevens RBA untuk memotong suku bunga acuan tersebut menyusul runtuhnya harga bijih besi, dimana harga terseret turun menjadi AUD1 dari pemasukan ekspor normalnya seharga AUD5. Kebijakan longgar yang sedang marak diterapkan oleh negara-negara mayor dewasa ini dikhawatirkan akan berakibat menaikkan nilai mata uang Dolar Australia, yang notabene tak sesuai dengan kondisi ekonomi negara saat ini.

Pemotongan suku bunga terakhir sebelum hari ini, dilakukan oleh RBA sekitar 18 bulan yang lalu. Dlam jangka waktu itu, Australia memberikan ruang untuk menginjeksikan stimulus demi memacu pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, menurut ekonom Westpac Banking, Bill Evans, bank-bank sentral dunia positif mengikuti tren kebijakan dovish, antara lain India, Kanada, Denmark, dan Singapura.

Menyusul laporan ini, Dolar Australia terjun bebas terhadap Dolar AS hinga mencapai level rendah baru 5 setengah tahun. AUD/USD diperdagangkan di posisi 0.7682.

Sebelum keputusan RBA ini, pagi tadi Australia juga melaporkan bahwa defisit perdagangannya mengalami penyusutan. Neraca perdagangan Australia mencatatkan penurunan defisit hingga 57 persen di angka AUD436 juta pada bulan Desember, setelah sebelumnya di AUD2.6 miliar. Peningkatan yang terjadi dalam neraca perdagangan tersebut merupakan kontribusi dari peningkatan ekspor dan sedikit merosotnya impor akibat rendahnya harga bahan bakar.

221430
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.