Menu

BBRI: Umumkan Stock Split, Harga Saham Malah Tertekan

A Muttaqiena

PT Bank Rakyat Indonesia (kode saham BBRI) pun mengumumkan rencana stock split dengan rasio 1:5, atau dari nilai nominal Rp250 menjadi Rp50, dalam waktu dekat.

Seputarforex.com - Dalam beberapa waktu belakangan ini, makin banyak emiten di Bursa Efek Indonesia melakukan stock split, termasuk BRPT, SMDR, ULTJ, BTEK, MEDC dan BMRI. Kemarin (26/September), PT Bank Rakyat Indonesia (kode saham BBRI) pun mengumumkan rencana stock split dengan rasio 1:5, atau dari nilai nominal Rp250 menjadi Rp50, dalam waktu dekat.

 

Untuk Naikkan Likuiditas Dan Kapitalisasi Saham

Kepada Investor Daily, Dirut BRI Suprajanto memaparkan dua alasan dibalik keputusan tersebut, yaitu untuk meningkatkan likuiditas saham dan mendongkrak posisi kapitalisasi saham. Apalagi, harga saham BBRI saat ini dianggap sudah cukup tinggi.

Dalam rangka stock split, salah satu bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini bakal mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 Oktober 2017.

 

Market Cap Terbesar Keempat

Dengan total Market Cap sekitar Rp383 triliun, BBRI sekarang merupakan emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di Indonesia setelah Bank Central Asia (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan HM Sampoerna (HMSP). Persentase Market Cap-nya kurang lebih setara dengan emiten terbesar kelima, Unilever Indonesia (UNVR) di kisaran 5.9%.

Sebelumnya, BBRI juga pernah melakukan stock split pada bulan Januari 2011 dari Rp500 menjadi Rp250. Sejak saat itu hingga menjelang akhir September ini, harga saham BBRI di Bursa Efek Indonesia telah melonjak lebih dari 200 persen.

Namun, seusai pengumuman stock split kali ini, harga saham BBRI malah selip. Setelah ditutup pada Rp15,675 di hari Jumat lalu, harga turun sekitar 0.5% ke Rp15,550 per lembar saham di hari Selasa. Dan pada perdagangan hari Rabu sesi pagi ini (27/September), harga saham BBRI merosot lagi sebesar 1.61% ke Rp15,300.

Stock split umumnya memang dilakukan oleh saham-saham big caps yang pertumbuhan harga sahamnya terlalu pesat. Karena dengan harga terlalu tinggi dinilai menjadi kurang likuid, maka perusahaan "membelah" saham-nya. Biasanya, investor meyakini harga saham berfundamental baik akan naik menjelang dan setelah pelaksanaan stock split. Dengan demikian, aksi emiten ini menghadirkan salah satu peluang perdagangan paling menarik di bursa.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE