Menu

KRAS: Harga Saham Turun Akibat Polemik Internal Perusahaan

Intan Poetri

Anjlok 3 persen lebih dalam waktu 1 hari, aksi "buka-bukaan" eks komisaris Independen KRAS menunggu babak baru.

Pasca pengunduran diri Komisaris Independen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Roy Maningkas tanggal 11 Juli 2019 silam, harga emiten pelat merah ini menunjukkan Downtrend walau sempat berusaha naik.

Keputusan Roy Maningkas untuk "angkat kaki" dari jabatan pengawas PT Krakatau Steel menjadi celah pembuka yang menyibak beragam kemelut internal perusahaan. Dilansir dari CNBC Indonesia, Roy menyatakan bahwa emiten yang bergerak di sektor manufaktur ini telah merugi selama 7 tahun belakangan.

Ditilik dari laporan keuangan KRAS tahun 2018, utang perusahaan mencapai 2.49 miliar USD (kurang lebih 35 triliun rupiah), melesat lebih dari 10% dibandingkan 2017 sebesar 2,26 miliar USD. Untuk detailnya, utang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebesar 1,59 miliar USD dan utang jangka panjang 899.43 juta USD.

Besar hutang perusahaan yang mencapai lebih dari 30 triliun rupiah ini, masih ditambah pula oleh potensi kerugian 1.3T per tahun gegara proyek Blast Furnace. Pasalnya, harga pokok produksi untuk proyek Blast Furnace yang dipatok 82 USD per ton lebih mahal dari harga jualnya.

Hingga kemarin (23/07), belum ada kepastian mengenai pihak mana yang akan bertanggung jawab pada proyek ini. Saat berita ini ditulis, KRAS bertengger di kisaran 374 rupiah per lembar, melemah 3.63% dari perdagangan kemarin.

 

KRAS Cairkan Suntikan Dana 200 Juta USD

Untuk melancarkan aktivitas operasional perusahaan, KRAS mencairkan sindikasinya yang bernilai sebesar 200 juta USD. Kredit ini diperoleh dari 3 bank penghuni Indeks Kompas100 yaitu Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Kepada Kontan, Bob Tyastika Ananta selaku Direktur Manajemen Resiko BNI menjelaskan bahwa perusahaan mereka memberikan sepertiga dari total kredit yang diterima PT Krakatau Steel, dengan nilai sindikasi sebesar 75 juta USD.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE