Harga Emas Stabil Di Tengah Deeskalasi Timur Tengah
58
|
Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (9 November 2018), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, harga emas ditutup melemah 1.9% dibandingkan minggu sebelumnya, dipicu oleh merosotnya harga minyak yang cukup tajam dalam dua minggu terakhir. Penurunan harga minyak yang terus menerus mempengaruhi indeks harga komoditi, berdampak juga pada harga emas.
Tidak hanya dampak dari merosotnya harga minyak, rencana The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga acuan bulan depan, dan naiknya inflasi AS di tingkat produsen (PPI) bulan Oktober, juga ikut menenggelamkan harga logam mulia. Dalam Statement FOMC yang dirilis seusai meeting minggu lalu, The Fed kembali menegaskan optimis pada Outlook ekonomi AS, dan tetap pada rencana untuk menaikkan suku bunga acuan secara bertahap. Menurut CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0.25% untuk bulan depan telah mencapai 75%.
Minggu ini akan dirilis data inflasi AS di tingkat konsumen (CPI) dan Retail Sales bulan Oktober, yang merupakan data penting bagi The Fed sebagai pertimbangan kenaikan suku bunga bulan depan. Naiknya PPI Oktober menyebabkan perkiraan CPI Oktober y/y naik 2.5%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang naik 2.3%. Sementara itu, Retail Sales Oktober juga diperkirakan naik 0.6% dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0.1%. Di samping kedua data penting tersebut, akan ada pidato ketua The Fed Jerome Powell mengenai Outlook ekonomi.
Jika berlanjut melemah, support kuat XAU/USD ada pada level 1192 hingga 1185. Sedangkan jika menguat, resistance ada pada level 1235 hingga 1243.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Harga emas cenderung bearish setelah gagal menembus level resistance kuat 1235:
- Harga menembus support kuat kurva EMA 50, dan berada di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands.
- Titik indikator Parabolic SAR pindah ke atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI menembus center line (level 50.0), dan berada di bawahnya.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.
Support kuat pada 50% Fibo Retracement (level 1201.58). Jika level ini ditembus, support kuat berikutnya ada pada level 1185.
Level Pivot mingguan : 1217.41
Resistance : 1218.00 ; 1223.60 (level 23.6% Fibonacci Retracement) ; 1230.00 ; 1235.00 ; 1243.00 ; 1252.00 ; 1265.80 ; 1274.00 ; 1281.96 ; 1289.22 ; 1300.90 ; 1309.19 ; 1316.00 ; 1325.00 ; 1335.00 ; 1345.00 ; 1355.00 ; 1361.63 ; 1365.95 ; 1375.10 ; 1392.04 ; 1416.29 ; 1433.70.
Support : 1201.58 (50% Fibonacci Retracement) ; 1191.83 (61.8% Fibonacci Retracement) ; 1185.00 ; 1179.56 (76.4% Fibonacci Retracement) ; 1171.80 ; 1160.05 ; 1146.00 ; 1136.60 ; 1122.63 ; 1113.40 ; 1097.33 ; 1076.98.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 50 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing Low : 1160.05 (harga terendah 16 Agustus 2018).
- Titik Swing High : 1243.00 (harga tertinggi 26 Oktober 2018).