EUR/USD 1.068   |   USD/JPY 157.780   |   GBP/USD 1.249   |   AUD/USD 0.649   |   Gold 2,296.40/oz   |   Silver 26.73/oz   |   Wall Street 37,927.16   |   Nasdaq 15,657.82   |   IDX 7,234.20   |   Bitcoin 60,636.86   |   Ethereum 3,012.29   |   Litecoin 79.50   |   USD/CHF berada di atas level 0.9100, perhatian tertuju pada keputusan kebijakan The Fed, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling Kesulitan menemukan arah menjelang keputusan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Fokus pada data Inflasi dan PDB zona Euro jelang peristiwa-peristiwa penting minggu ini, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Jerman naik 0.3% YoY di bulan Maret versus -2.7% sebelumnya, 1 hari, #Forex Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 1 hari, #Saham AS

Outlook Mingguan USD/JPY: Menunggu Konfirmasi Breakout R1 Atau S1

Penulis

USD/JPY kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh berita seputar pertemuan Trump dan Xi Jinping. Sampai ada penembusan R1 atau S1, pergerakan harga akan terpantau Sideways.

Latar Belakang Fundamental

Kalender ekonomi minggu ini cukup sarat rilis data, tetapi data yang berkaitan dengan Jepang kemungkinan besar malah tidak akan berarti apa-apa bagi pasangan mata uang tersebut. Justru berita terkait dengan ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian politik di Eropa yang malah akan menjadi daya dorong terbesar USD/JPY. Kuroda juga tetap konsisten dengan program kebijakan moneter longgarnya, untuk dan mencapai target inflasi yang diharapkan.

Di sisi AS, Sektor perumahan dan angka penjualan rumah baru akan menjadi pusat perhatian pada minggu ini, sejalan dengan kekhawatiran tentang memburuknya kondisi di sektor ini akhir-akhir ini. Belum lagi, hasil pertemuan FOMC yang tidak meyakinkan baru-baru ini bisa menjadi boomerang bagi USD dan membebani tanjakannya.

Keraguan mengenai kenaikan suku bunga Fed mulai membuat USD/JPY kehilangan cahayanya, terbukti dari rangkaian pergerakan harga yang mulai menunjukkan pola melengkung parabolik ke arah bawah. Sementara itu, rencana pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping dalam KTT G20 di Buenos Aires akhir minggu ini merupakan puncak agenda pemberitaan global yang sangat dinanti-nantikan. Jika dua pelaku ekonomi terbesar dunia tersebut berhasil mencapai kesepakatan atau setidaknya bisa membukukan rumusan pemahaman bersama, pasar akan akan menyikapinya dengan positif.

Namun bila KTT itu berakhir dengan kebuntuan atau tidak ada keselarasan dalam pemahaman prinsip antara kedua negara, niscaya USD/JPY akan merosot tajam. Kita tunggu saja tanggal mainnya dan bersiap-siap untuk meraih keuntungan dari hal ini.

Rilis data dan event berdampak tinggi yang perlu kita perhatikan bersama adalah: Japan Leading Economic Index dan Japan Coincident Index, US CB Consumer Confidence, Japan Foreign dan Bond Investment, Japan Retail Trade (MoM dan YoY), Japan Large Retailers' Sales, US GDP (second release), US New Home Sales, Tokyo CPI ex Fresh Food dan Food Energy, Tokyo CPI (YoY dan MoM), Japan Job Application Ratio dan Unemployment Rate, US Core PCE Price Index, FOMC Meeting Minutes, dan G-20 Summit.

 

Latar Belakang Teknikal

Minggu lalu, USD/JPY ditutup di level 112.94, sedikit lebih tinggi dari harga pembukaannya yang 112.77. Level terendah tercapai di 112.30, sementara titik tertingginya berada di 113.18. Range pergerakan mingguan terhitung sebesar 88 poin, masih dikatakan wajar bagi pasangan mata uang ini.

Chart H1 memperlihatkan She Channel yang curam, dengan harga tampak menyembul keluar dari Channel setelah rebound di S1 112.85 (Bullish Support dari Fibo Cone). Pada harga Opening hari Jumat lalu atau 38.2% Fibo Cone, harga mengarah ke level Bull Sail (Layar Bullish Retracement). Namun, hal ini diimbangi oleh Koefisien Prediksi Pergarakan Harga ke depan yang cenderung Bearish.

USD/JPY H1

 

Sementara itu, chart D1 juga menunjukkan She Channel yang Bearish landai. Namun secara keseluruhan, harga masih menunjukkan zig-zag yang menyerupai huruf "W", dengan puncak terakhir yang lebih rendah daripada puncak sebelumnya. Sedangkan Bullish Support Fibo Cone justru sangat curam, berbeda dengan Bearish Resistance yang absolut mendatar di harga 114.55. Koefisien Prediksi Pergerakan Harga ke depannya terpantau Bullish, sama dengan yang di H1.

USD/JPY D1

Hasil perhitungan Indeks Multi MA berikut gabungan 8 indikator basic menunjukkan angka +08 (Bull), sebagai petunjuk bahwa prediksi pergerakan USD/JPY berdasarkan masih Bullish.

 

Perkiraan Trading USD/JPY

Harus saya akui, agak sulit menentukan arah pergerakan harga ke depan untuk USD/JPY. Karena itu, berdasarkan dukungan konsensus data fundamental minggu ini, saya memilih Sideways juga untuk USD/JPY.

Dalam jangka pendek, bila kita perhatikan Chart D1 dengan baik, ada kecenderungan pelemahan daya juang dari sisi USD; pola gerakan harga mulai membentuk pola parabolik melengkung ke bawah. Namun untuk melaju ke bawah, barangkali masih perlu waktu dua atau tiga minggu lagi, terutama apabila ada katalis yang menekan Dolar AS.

USD/JPY akan bergerak ke samping dengan Range dari S2 112.35 hingga R2 113.34. Untuk pergerakan Bullish, kita perlu mendapatkan konfirmasi penembusan R1 113.34. Sedangkan untuk outlook Bearish, konfirmasinya dilihat dari penembusan S1 112.65.

Happy Hunting!

Arsip Analisa By : Joe Poe
286327
Penulis

Joe Poe adalah Corporate Account Manager dan Currency Analyst di PT Grha Yasa Wisesa sejak tahun 2009, serta berperan sebagai Pemandu Investasi dan Peluang Perdagangan Mata Uang Asing Independen pada beberapa perusahaan nasional dan asing di Jakarta. Ia juga memerhatikan perkembangan ekonomi dan politik global, serta keputusan bank-bank sentral dunia sebagai fokus analisa fundamental dan strategi makro.