EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.410   |   GBP/USD 1.255   |   AUD/USD 0.662   |   Gold 2,293.86/oz   |   Silver 26.84/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,115.84   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 16 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 18 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 19 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 21 menit lalu, #Saham AS

3 Faktor Yang Melemahkan Kurs Rupiah Jangka Pendek

Penulis

Mulai dari aksi penghindaran risiko, kebijakan bank sentral China, hingga politik dalam negeri, berikut adalah 3 alasan yang membuat Rupiah melemah.

Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah naik tipis terhadap Dolar AS di Rabu (25/Juli) pagi ini. Menurut USD/IDR Bloomberg, kurs Rupiah berada di Rp14,515 per dolar AS pada pukul 09:00 WIB; menguat dibandingkan dengan harga penutupan kemarin di Rp14,545. Sementara itu, kurs referensi USD/IDR Jisdor Selasa kemarin berada di level Rp14,541 per Dolar AS. Dalam rentang harian, Bloomberg mengestimasi kurs Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran 14,505.00-14,519.00 per dolar AS. Meski demikian, secara umum kekuatan bullish Rupiah masih lemah terutama dalam jangka pendek.

 

rupiah

 

Faktor Pelemah Kurs Rupiah Hari Ini

Ada tiga faktor fundamental yang melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dalam jangka pendek, di antaranya:

1. Aksi Penghindaran Risiko

Menurut analis dari Monex Investindo, Faisyal, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS kali ini lebih dikarenakan oleh aksi penghindaran risiko (risk aversion) di kalangan investor. Hal ini terbukti dengan penguatan harga emas dan nilai tukar Yen Jepang, serta indeks Dolar yang menurun.

Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Iran Hassan Rouhani membuat para investor menghindari aset minat risiko, termasuk mata uang komoditas seperti Rupiah. Di samping itu, isu perang dagang juga masih bergelayut dan perlu diwaspadai.

"Meningkatnya wacana untuk memperbanyak pelonggaran moneter dari China, memicu pelemahan yuan hingga menyeret mata uang lainnya di Asia," tutur Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ Banking Group.

 

2. Pelonggaran Kebijakan People's Bank of China (PBoC)

Rupiah masuk sebagai mata uang terlemah di kawasan Asia, yang disusul oleh Won Korea Selatan. Bloomberg menuliskan bahwa langkah-langkah pelonggaran moneter yang sedang diupayakan oleh bank sentral China menyeret turun mayoritas mata uang Asia. PBoC sedang menyusun berbagai target kebijakan, antara lain pemotongan pajak dan penerbitan obligasi khusus untuk investasi infrastruktur.

 

3. Politik Dalam Negeri Nantikan Pengumuman Capres-Cawapres 2019

Sedangkan dari dalam negeri, kerentanan politik jelang pengumuman calon presiden dan wakil presiden, turut menyumbangkan tekanan bagi pelemahan rupiah. Hingga berita ini diturunkan, partai-partai masih belum memutuskan siapa perwakilan yang akan mereka usung untuk menjadi calon presiden dan calon wakil presiden periode 2019-2024.

284590
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.