EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,075.33   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

Bank Sentral Eropa Tetap Enggan Ubah Kebijakan Moneter

Penulis

Penguatan euro mungkin lebih dipengaruhi oleh aksi jual atas USD, karena pernyataan ECB masih mengekspresikan tekad untuk mempertahankan suku bunga rendah.

Seputarforex - Euro-dolar sempat melambung dalam perdagangan sesi New York kemarin seusai rilis data pertumbuhan ekonomi AS dan hasil rapat kebijakan bank sentral Eropa (ECB). Namun, EUR/USD kembali surut sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.1660-an pada akhir sesi Asia hari ini (29/Oktober). Penguatan euro mungkin lebih dipengaruhi oleh aksi jual atas USD, karena pernyataan ECB masih mengekspresikan tekad untuk memberlakukan kebijakan moneter longgar hingga beberapa tahun ke depan.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Sejumlah pelaku pasar meyakini bahwa ECB terlalu meremehkan tekanan inflasi Zona Euro saat ini, sehingga kenaikan suku bunga mungkin terjadi lebih awal daripada estimasi ECB sendiri pada tahun 2024. Pasar uang bahkan telah memperhitungkan peluang kenaikan suku bunga ECB sebesar 20 basis poin pada Desember 2022. Namun, pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde kemarin menepis segala spekulasi tersebut.

ECB mengonfirmasi bahwa periode inflasi tinggi di Zona Euro mungkin bakal berlangsung lebih lama dibandingkan prakiraan sebelumnya. Namun, mereka masih meyakini laju inflasi bakal surut kembali tahun depan.

"Peningkatan harga energi, pemulihan dalam permintaan, dan gangguan pasokan sekarang meningkatkan inflasi. Meskipun inflasi akan butuh waktu lebih lama untuk turun dibandingkan ekspektasi sebelumnya, kami memperkirakan faktor-faktor ini untuk memudar dalam tahun depan. Kami terus memperkirakan inflasi dalam jangka menengah berada di bawah target 2 persen kami," papar Lagarde.

Proyeksi inflasi ECB saat ini sebesar 2.2 persen untuk 2021, 1.7 persen untuk 2022, dan 1.5 persen untuk 2023. Dengan demikian, proyeksi inflasi jangka menengah tetap berada di bawah target inflasi ECB yang dipatok pada tingkat 2 persen. ECB sebelumnya telah menegaskan baru akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga jika inflasi telah bertahan pada 2 persen atau lebih tinggi selama beberapa waktu.

Dalam rapat kemarin, ECB mempertahankan semua kebijakan moneter longgar yang sudah ada. Suku bunga operasi refinancing utama, fasilitas pinjaman marjinal, dan fasilitas deposit masing-masing tetap pada 0.00%, 0.25%, dan -0.50%. Program Pembelian Aset (Asset Purchase Program/APP) terus berlangsung dengan laju EUR20 miliar per bulan. Program pembelian obligasi PEPP (Pandemic Emergency Purchase Programme) yang berskala EUR1.85 triliun juga tetap berjalan dengan perkiraan berakhir pada Maret 2022.

Sejumlah analis berpendapat sikap Lagarde kurang dovish karena hanya menegaskan kembali pernyataan-pernyataan sebelumnya, sehingga membuka peluang bullish bagi euro dalam jangka pendek. Namun, asumsi ini tidak memberikan landasan yang kuat bagi reli euro dalam jangka waktu lebih panjang.

Download Seputarforex App

296686
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.