Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah menguat terhadap Dolar AS pada Jumat sore ini (19/Juli). Berdasarkan grafik TradingView, Rupiah menguat dibandingkan penutupan hari sebelumnya, dari level Rp13,955 ke Rp13,895. Sementara berdasarkan grafik Bloomberg, Rupiah naik dari level penutupan kemarin di level Rp13,960 ke Rp13,920.
Dipengaruhi Pemotongan Suku Bunga BI
Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps), dari 6.00 menjadi 5.75 persen pada Kamis (19/7).
Kebijakan ini ditempuh oleh BI seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai melunak, prakiraan inflasi yang tetap rendah, dan stabilitas eksternal yang terkendali. Gubernur BI Perry Warjiyo berharap penurunan suku bunga BI ini menjadi momentum pendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif, sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut," tutur Perry, dikutip dari CNBC Indonesia.
Senada dengan Perry, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim, menilai kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia ini memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Data fundamental baik secara eksternal maupun internal telah mendukung penguatan mata uang Rupiah," ujar Ibrahim, dilansir dari Bisnis.
Dolar AS Kian Terpuruk Akibat Sinyal Fed Rate Cut
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan kurs Rupiah berpotensi terus naik, menyusul pernyataan sejumlah petinggi The Fed yang mendukung pemangkasan suku bunga acuannya. Salah satunya datang dari Wakil Ketua The Fed, Richard Clarida, yang menyatakan The Fed mungkin harus bertindak lebih awal dan tidak menunggu sampai keadaan semakin memburuk.
"Kelihatannya Rupiah bisa menguat lagi hari ini karena pelemahan Dolar AS, akibat pernyataan-pernyataan para pejabat Bank Sentral AS semalam yang mendukung pemangkasan suku bunga acuannya," kata Ariston, dikutip dari SindoNews.
Ariston memprediksi jika peluang kurs Rupiah untuk melanjutkan penguatannya masih terbuka lebar, yakni di kisaran Rp13,900-Rp14,000 per Dolar AS.