EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,330.24/oz   |   Silver 27.48/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,102.98   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 4 jam lalu, #Saham AS

Bullish Dolar AS Masih Terganjal Keraguan The Fed

Penulis

Dolar AS masih berkubang di dekat level rendah tiga pekan terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya di hari Senin (12/10) ini. Para pembuat kebijakan di bank sentral AS masih memperkirakan kenaikan tingkat suku bunga tahun ini. Akan tetapi, pernyataan ini hanyalah sebuah eskpektasi, bukan komitmen.

Dolar AS masih berkubang di dekat level rendah tiga pekan terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya di hari Senin (12/10) ini, terhambat oleh keraguan The Fed AS terkait kenaikan tingkat suku bunga acuan di akhir tahun ini. Indeks Dolar, yang mengukur nilai Greenback terhadap sekeranjang mata uang mayor lainnya, terakhir diperdagangkan pada level 94.799. Pada hari Jumat lalu, indeks Dolar AS menyentuh level rendah 94.692 .DXY, level terendahnya sejak tanggal 18 September.

dolar_as

Kenaikan Suku Bunga Tahun Ini Hanya Ekspektasi, Bukan Komitmen

Keraguan bank sentral AS tersebut tersirat dalam pernyataan Wakil Ketua The Fed, Stanley Fischer, dalam pertemuan IMF di Peru kemarin, bahwa para pembuat kebijakan di bank sentral masih memperkirakan kenaikan tingkat suku bunga tahun ini. Akan tetapi, pernyataan ini hanyalah sebuah eskpektasi, bukan komitmen, ungkap Fischer yang dirangkum oleh Reuters.

"Baik waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya (sejak 2008), maupun penyesuaian pada target tingkat pendanaan yang akan diberikan oleh The Fed, keduanya akan bergantung secara kritis pada perkembangan perekonomian AS ke depan," kata Fischer.

Beberapa hal seperti ketidakpastian dalam outlook ekonomi, khususnya penurunan ekspor akibat melambatnya pertumbuhan global serta rendahnya investasi akibat rendahnya harga minyak, menjadi faktor-faktor yang mengecewakan pertumbuhan AS akhir-akhir ini.

Terlepas dari pernyataan Fischer itu, Euro naik 0.1 persen ke angka 1.1372 Dolar AS, setelah mencapai level tinggi tiga pekan di angka 1.1387 pada hari Jumat lalu. Sedangkan, USD/JPY mundur sedikit 0.1 persen ke angka 120.12. Dolar Australia mundur 0.2 persen ke angka 0.7321, "mengambil napas" sejenak setelah terbang hingga 4 persen meninggalkan Dolar AS pekan lalu. Secara umum, Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor pekan lalu, utamanya terhadap mata uang komoditas dan mata uang negara berkembang.

Reli yang terjadi tersebut disebabkan oleh mengecewakannya data NFP AS serta rilisnya notulen rapat FOMC yang menunjukkan setimen dovish pada kenaikan tingkat suku bunga tahun ini.

249698
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.