Dolar AS ditaklukkan oleh mata uang-mata uang mayor lainnya di Rabu (20/01) pagi ini akibat para trader yang mulai melirik kembali pasar saham yang sempat gugup akibat menguatnya Dolar AS beberapa waktu kemarin. Meski demikian, gerak pasar masih dibayangi oleh rendahnya harga minyak dan keprihatinan terhadap perekonomian global.
USD/JPY Bisa Sentuh 116.00
Dolar AS tampak flat terhadap yen pagi tadi di level 117.645 Yen, namun menjelang siang ini, USD/JPY bergerak turun ke kisaran 117.117. Greenback sempat melambung ke level 118.115 yen malam tadi seiring dengan meningkatnya harga minyak. Akan tetapi, penguatan pair tersebut tak berlangsung lama setelah kenaikan harga komoditas terbukti hanya sementara saja. Dolar juga tergelincir terhadap Swiss Franc, mata uang lain yang juga berfungsi sebagai safe haven.
Menurut Junichi Ishikawa, analis pasar di IG Securities Tokyo, performa pasar ekuitas -khususnya Wall Street- mendikte arah gerak USD/JPY. Ekuitas pun telah berkembang relatif kuat dalam korelasinya dengan minyak mentah, dan apabila harga komoditas terus jatuh, maka ada kemungkinan USD/JPY akan segera menukik ke level 116.00, demikian kata Junichi kepada Reuters.
Ditentukan Minat Risiko
Terhadap Euro, Dolar pun gagal menahan penguatan mata uang 19 negara tersebut dengan EUR/USD yang menduduki angka 1.0906 dan masih menunjukkan tanda-tanda kenaikan di level 1.946 di siang hari ini.
Pasang surutnya minat risiko telah menjadi penentu arah pergerakan mata uang-mata uang mayor selama tahun 2016 berlangsung. Fokus pasar pun masih tertuju pada peruntungan harga komoditas dan pasar ekuitas.
Greenback akan mencari bullish potensial dalam rilis data perumahan AS, konstruksi, dan data CPI AS malam nanti. Angka yang menunjukkan kenaikan dalam data-data tersebut akan menjadi tambahan referensi bagi The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga dan Dolar AS akan terdukung.