EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,105.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 4 jam lalu, #Saham AS

Pound Tak Bisa Lagi Andalkan Program Vaksinasi Inggris

Penulis

Kemajuan program vaksin Inggris yang selama ini menjadi pendukung utama Sterling mulai tersaingi oleh negara-negara maju lain.

Seputarforex - Poundsterling naik terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Jumat (16/April) malam ini. Pelemahan Dolar yang disebabkan oleh turunnya yield obligasi AS dan program vaksinasi Inggris masih menjadi katalis utama. Saat berita ini ditulis, GBP/USD naik 0.36% ke 1.3832.

gbpusd

Sayangnya, banyak analis menyangsikan jika penguatan Pound akan berlangsung lama. Pasalnya, kemajuan program vaksin Inggris yang selama ini menjadi pendukung utama Sterling mulai tersaingi oleh berbagai negara maju lain termasuk AS.

 

Program Vaksinasi Global Mulai Gencar

Sejak awal 2021, Pound menguat berkat keberhasilan Inggris dalam beberapa isu seperti risiko No Deal Brexit, implementasi vaksin virus Corona, dan ekspektasi suku bunga negatif Bank of England. Hingga bulan April ini, pergerakan Pound terbilang cukup kuat dan masih bisa pulih dari penurunan pekan lalu. Namun, penguatan tersebut berpotensi memudar dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut Adam Cole, analis dari RBC Capital Markets, vaksinasi COVID-19 di AS dan Eropa sudah makin meluas dan akan segera menyalip Inggris. Artinya, Sterling tak akan lagi mendapatkan dukungan dari kemajuan program vaksin. Selain itu, risiko kebijakan suku bunga negatif BoE hampir pasti tak ada.

Senada dengan Cole, analis Shaun Osborne dari Scotiabank juga mengatakan bahwa Sterling sudah tak lagi bisa mengandalkan vaksinasi. Ia mengatakan, "Kenaikan Sterling dengan latar belakang vaksin tampaknya sudah habis, dan mungkin akan melemah sementara karena Inggris juga mengalami kendala akibat penundaan suplai. Artinya, negara-negara yang sebelumnya tertinggal dari Inggris (seperti Jerman dan Kanada) sekarang menginjeksikan vaksin dalam jumlah harian yang sama dengan Inggris, meskipun populasi yang divaksin masih jauh lebih rendah."

Kendati demikian, Osborne optimistis Pound masih punya peluang untuk menguat karena terdukung data makroekonomi Inggris dari efek vaksinasi dan ekspektasi pengetatan moneter BoE.

Inggris sendiri sudah mulai melakukan normalisasi ekonomi dengan membuka kembali usaha ritel termasuk salon, pusat kebugaran, dan klub terbuka. Namun, PM Inggris Boris Johnson memperingatkan warganya untuk tetap berhati-hati. Menurutnya, penurunan tingkat kematian akibat COVID-19 lebih dikarenakan oleh lockdown selama tiga bulan lalu, bukan karena program vaksinasi.

Download Seputarforex App

295583
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.