Setelah kemenangan Partai Konservatif pada Pemilu Inggris pekan lalu, isu mengenai kapan Inggris akan mengadakan referendum terkait keanggotaannya di Uni Eropa kian ramai diperbincangkan. Dalam wawancara dengan BBC kemarin (14/5), Gubernur BoE menyarankan agar referendum tersebut diadakan secepatnya.
Saat kampanye sebelum Pemilu, pimpinan Partai Konservatif, David Cameron, telah menjanjikan referendum yang akan menentukan apakah Inggris akan keluar dari Uni Eropa atau tidak, paling lambat diadakan tahun 2017. Namun para analis khawatir perusahaan-perusahaan dan investor akan menunda investasi selama masih ada bayang-bayang ketidakpastian masa depan Inggris di dalam Uni Eropa.
"(Perusahaan-perusahaan) belum menentukan tindakan terkait ketidakpastian itu," kata Carney,"Atau, jika dikatakan dengan bahasa lain, mereka masih terus berinvestasi dan mereka masih terus mempekerjakan karyawan". Tetapi, lanjutnya, akan lebih baik bagi kepentingan semua pihak untuk menyelesaikan ketidakpastian ini secepatnya.
Prospek meningkatnya ketidakpastian juga disebutkan oleh Lee Hardman dari Bank Tokyo-Mitsubishi UFJ, tetapi ia tak mengharapkan ketidakpastian itu untuk mempengaruhi Pounds saat ini. Ungkapnya, "Meredanya ketidakpastian politik (sehubungan dengan pemilu) dan kepastian akan berlanjutnya kebijakan (karena partai Konservatif menang pemilu lagi) semestinya mendorong kenaikan aktivitas dan dalam jangka pendek mendukung Pounds. Saat ini masih terlalu cepat untuk mengekspektasikan dampak negatif terhadap pounds dari ketidakpastian terkait referendum yang akan datang tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa."
Sebuah laporan di Financial Times menyebutkan bahwa para menteri tengah membicarakan kemungkinan mengadakan referendum dalam tahun 2016, bukan 2017 seperti yang sebelumnya dijanjikan Cameron. Bahkan Cameron juga kabarnya menginginkan referendum diadakan lebih cepat agar bisa memanfaatkan momentum politiknya saat ini. Terkait dengan ini, Hardman mengatakan, "Dalam skenario tersebut, dampak negatif potensial dari meningkatnya ketidakpastian menjelang referendum kemungkinan akan terbangun dalam tahun depan."