EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,116.59   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 3 jam lalu, #Saham AS

Consumer Confidence AS Meroket, Greenback Tetap Melandai

Penulis

Survei Consumer Confidence untuk bulan Agustus tercatat naik ke level 103.0 basis poin. Hal ini melampaui semua pencapaian nilai survei selama kurun waktu delapan tahun belakangan. Sungguh suatu pencapaian 'optimisme' yang di luar dugaan banyak pihak.

Indikator ekonomi Consumer Confidence Amerika Serikat bulan Agustus ini diluar dugaan mampu mengkerdilkan analisa para ekonom yang hanya mematok pada angka indeks 96.2. Bahkan prestasi indeks 103.0 poin yang dicapai pada bulan tersebut mencatatkan rekor tertingginya selama kurang lebih delapan tahun belakangan ini.

US consumer confidence September 2015


Gonjang-ganjing Di Luar Negeri Tak Berpengaruh

Jika melihat peningkatan indeks survei optimisme tentang perubahan kondisi ekonomi dalam beberapa bulan kedepan oleh banyak rumahtangga di AS, tampaknya memang seperti itulah yang benar-benar terjadi di pasar. Bagaimana tidak? Sumber lain yang juga dirilis malam ini, yaitu neraca perdagangan barang menunjukkan bahwa nilai impor masih jauh lebih tinggi ketimbang ekspornya. Sepertinya dapat diasumsikan bahwa semakin banyak masyarakat AS yang menikmati peningkatan kesejahteraan selama beberapa periode belakangan ini, sehingga secara signifikan tingkat konsumsi mereka terhadap barang-barang dari luar negeri terlihat tetap tinggi.

Salah seorang ekonom dari Evercore ISI, Stan Shipley, memperkirakan munculnya sentimen tersebut cenderung disebabkan oleh banyaknya perbaikan yang terjadi dari pasar dalam negeri, baik pasar konsumsi maupun tenaga kerja. ”Dari sudut pandang kami, semakin murahnya harga bahan bakar dan semakin membludaknya lowongan kerja disertai semakin menurunnya jumlah orang yang menganggur jelas menjadi faktor pendorong kepercayaan diri akan kondisi perekonomian selama beberapa periode mendatang”, demikian disampaikannya kepada Bloomberg.com.

Pasar dalam negeri AS sepertinya tidak tersentuh oleh gejolak perlambatan yang negara-negara lain. Bahkan jika ditelisik lebih dalam lagi, dari survei tersebut di awal, rumah tangga-rumah tangga bahkan sudah menunjukkan perencanaan pembelanjaan mereka mengarah ke sektor sekunder semacam pembelian properti sebagai investasi dan kendaraan. Apakah masyarakat AS memang secara nyata telah menikmati fenomena kenyamanan yang tidak dapat dinikmati oleh negara di luar negeri mereka?


Dolar AS Masih Tertidur

Greenback praktis terpantau tak banyak bersemangat selama beberapa masa belakangan ini. Jika melihat pergerakan hari ini, gairah para investor untuk masuk pasar hanya nampak dari memantulnya Kiwi keluar dari jurang terendah selama kurun waktu empat tahun kebelakang. Dibuka hari ini pada level 0.6300, Kiwi terus saja mengumpulkan tenaga untuk melentingkan diri ke strata 0.6390. Hal ini berarti Kiwi telah berhasil bangkit dari keterpurukannya selama ini hingga lebih dari sekitar 0.75 persen.

248194
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.