EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,333.98/oz   |   Silver 27.48/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,082.00   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 1 jam lalu, #Saham AS

CPI China Naik Tipis Terdorong Harga Makanan Di Musim Dingin Ekstrim

Penulis

CPI China bulan Maret meningkat 2.3 persen, sedikit di bawah kenaikan yang diperkiraan oleh para ekonom sebanyak 2.5 persen. Kenaikan tersebut sebagian besar dikarenakan oleh peningkatan pesat dalam harga makanan menyusul musim dingin ekstrim yang ternyata di luar dugaan.

Inflasi Konsumen China meningkat kurang dari ekspektasi pada bulan Maret lalu melanjutkan tren flat yang sudah berlangsung empat bulan berturut-turut namun harga secara keseluruhan masih saja belum bisa betul-betul keluar dari deflasi.

konsumen_china

CPI China bulan Maret meningkat 2.3 persen, sedikit di bawah kenaikan yang diperkiraan oleh para ekonom sebanyak 2.5 persen. Walaupun angka pada bulan sebelumnya mereprentasikan kenaikan yang tercepat dalam lebih dari satu tahun, kenaikan tersebut sebagian besar dikarenakan oleh peningkatan pesat dalam harga makanan menyusul musim dingin ekstrim yang ternyata di luar dugaan.

Para ekonom masih mengawasi dengan ketat bagaimana perkembangan inflasi di China tahun ini, khususnya setelah kampanye pelonggaran kebijakan yang sudah cukup lama dilakukan oleh People's Bank of China (PBoC), yakni mulai akhir tahun 2014. Langkah tersebut telah mendorong kredit, namun belum menghasilkan kenaikan harga yang substansial.

Harga produsen jeblok hingga 4.3 persen pada bulan Maret lalu, memperpanjang penurunannya menjadi empat tahun penuh, namun berada dalam tingkat yang lebih lambat daripada perkiraan penurunan 4.6 persen. Merosotnya harga komoditas dan kelebihan kapasitas dalam sektor industri-industri utama, ikut menyeret harga produsen untuk terpuruk walaupun penurunan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini mulai berkurang.

Faktor kunci yang mendukung harga konsumen, yang selama ini menderita tren penurunan sebanyak 1.5 persen tahun ke tahun sejak akhir 2014, berhubungan erat dengan penguatan pasar tenaga kerja. Akan tetapi, data ekonomi Tiongkok baru-baru ini menggambarkan kondisi yang beragam bagi para pekerja di China.


Analis: Belum Ada Masalah Inflasi

Meski demikian, analis Zhou Hao, dari Commerzbank AG di Singapura mengatakan bahwa belum saatnya mengkhawatirkan inflasi. "Sementara kenaikan harga properti dan harga makanan dapat mengirimkan kejutan terhadap inflasi CPI beberapa bulan ke depan, namun kami yakin bahwa saat ini masih terlalu dini untuk mengkhawatirkan masalah inflasi di China," kata Zhou Hao pada Bloomberg.

262771
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.