EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,112.71   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

Data Inflasi AS Mengokohkan Apresiasi Dolar Ke Tingkat Monumental

Penulis

Data inflasi AS April 2022 menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi daripada perkiraan konsensus, sehingga suportif bagi prospek suku bunga The Fed dan dolar AS.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) mengokohkan posisinya dekat rekor tertinggi dua dekade di atas ambang 104.00 dalam sesi Asia hari Kamis (12/Mei). Data inflasi AS April 2022 yang dirilis pada sesi New York menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi daripada perkiraan konsensus, sehingga suportif bagi prospek kenaikan suku bunga The Fed dan apresiasi dolar AS.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

US Bureau of Labor Statistics (BLS) melaporkan bahwa indeks harga konsumen bertumbuh 0.3% (Month-over-Month) pada bulan April 2022. Angka tersebut lebih lambat dibandingkan bulan Maret, tetapi melebihi estimasi konsensus yang sebesar 0.2%. Data IHK inti bahkan meningkat 0.6% (Month-over-Month), alias dua kali lipat lebih tinggi dibanding pertumbuhan 0.3% pada bulan Maret.

Dalam basis tahunan, laju inflasi AS bertahan pada tingkat yang cukup fantastis. Tingkat inflasi utama tercatat 8.3%, sementara tingkat inflasi inti 6.2%.

"Hasil akhir (IHK inti) sebesar 0.6 persen menumpas estimasi para ekonom," kata Simon Harvey, Kepala Analisis FX di Monex Europe, "Sebagai konteks, 12 kali kenaikan (IHK) sebesar 0.6% secara beruntun akan menjadi kenaikan 7.4% secara tahunan, jauh di atas target inflasi The Fed yang sebesar 2%."

Data inflasi AS tersebut menandakan bahwa laju inflasi mungkin sudah melewati puncak tertingginya, tetapi masih berada dekat rekor tertinggi 40 tahun. Konsekuensinya, prospek kenaikan suku bunga The Fed akan tetap agresif. CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pelaku pasar kini memperkirakan pengumuman kenaikan suku bunga sebanyak 50 basis poin lagi pada dua rapat FOMC The Fed berikutnya, yakni 15 Juni dan 27 Juli.

"Data inflasi AS yang lebih kuat daripada prakiraan telah meningkatkan kekhawatiran atas perlunya The Fed mengakselerasi pengetatan kebijakan," ungkap Rodrigo Catril, pakar strategi mata uang senior dari National Australia Bank.

Dolar komoditas lagi-lagi menderita kemerosotan paling parah, karena penguatan greenback memicu kemerosotan harga komoditas dan ekuitas. AUD/USD dan NZD/USD sama-sama jeblok nyaris 0.9 persen sejak awal perdagangan hari ini, sementara USD/CAD berkonsolidasi dalam rentang tertinggi sejak akhir 2020.

Pasangan mata uang EUR/USD terus berupaya mempertahankan area support pada kisaran 1.0500. Sejumlah pejabat bank sentral Eropa -termasuk Presiden ECB Christine Lagarde- telah mengungkapkan niat untuk menaikkan suku bunga deposit dalam rapat kebijakan bulan Juli mendatang. Tapi ekspektasi "ECB rate hike" itu teredam oleh agresivitas The Fed, apresiasi USD, dan ancaman resesi di benua Eropa.

Pound sterling juga membukukan penurunan enam hari beruntun terhadap dolar AS akibat kesenjangan ekspektasi suku bunga yang semakin mencolok. GBP/USD awalnya runtuh gegara pengumuman kebijakan bank sentral Inggris (BoE) yang mengecewakan pada pekan lalu. BoE hanya menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin sampai tingkat 1% -bukannya 50 basis poin yang diharapkan oleh trader-, serta mengisyaratkan niat untuk menunda pelaksanaan Quantitative Tightening.

Download Seputarforex App

297696
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.