EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 22 jam lalu, #Saham AS

Dibayangi Perlambatan, Ekspor China Justru Lampaui Ekspektasi

Penulis

Data perdagangan China melonjak hingga mematahkan ekspektasi. Padahal, ekonomi China tengah menghadapi ancaman perlambatan akibat penyebaran virus Corona Delta.

Seputarforex - Pada hari Selasa (07/September), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data ekspor bulan Agustus yang melonjak dari 19.3 persen menjadi 25.6 persen secara tahunan (Year-over-Year). Angka ini mematahkan ekspektasi ekonom untuk perlambatan ke 17.1 persen.

Dibayangi Perlambatan, Ekspor China

Apiknya data ekspor China pagi ini mencerminkan kondisi fundamental yang kokoh saat perekonomian masih dibayangi oleh kekhawatiran akan virus Corona Delta. Permintaan global yang kuat terus menopang pertumbuhan ekspor China dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pengiriman ke Korea Selatan yang mengalami kenaikan signifikan bulan lalu.

Disamping itu, masalah kemacetan di pelabuhan tampaknya telah teratasi sehingga mempelancar pengiriman barang menuju luar negeri. Sebelumnya, pelabuhan terbesar kedua dunia yang terletak di pesisir timur mengalami kemacetan parah akibat ditutupnya operasional selama dua minggu, imbas dari virus Corona Delta.

Dalam rilis terpisah, impor China juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tidak tanggung-tanggung, angka impor meningkat dari 28.1 persen menjadi 33.1 persen secara tahunan. Hasil tersebut lebih baik ketimbang forecast pertumbuhan sebesar 26.8 persen saja.

Data ekspor-impor China yang cukup impresif tak pelak semakin menunjang surplus neraca perdagangan. Data Trade Balance China tercatat mengalami kenaikan surplus dari 56.59 miliar menjadi 58.34 miliar dolar di bulan Agustus.

 

Data Ekonomi Lain Merisaukan, Analis Waspadai Intervensi Bank Sentral

Terlepas dari ekspor-impor, rilis data ekonomi China baru-baru ini menunjukkan perlambatan, mulai dari sektor bisnis yang mengalami tekanan, aktivitas manufaktur yang berkembang lebih lambat, hingga sektor jasa yang merosot ke zona kontraksi.

Karena itu, sebagian besar analis memperkirakan bahwa bank sentral China (PBoC) kemungkinan akan melakukan intervensi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Langkah ini menyusul kebijakan longgar yang pada bulan Juli lalu menggelontorkan sekitar 1 triliun Yuan untuk likuiditas jangka panjang.

Download Seputarforex App

296360
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.