Dolar AS bergerak beragam setelah relinya yang sempat terhenti sejenak di awal Rabu (22/07) hari ini. Kemerosotan Dolar di sesi sebelumnya merupakan penurunan satu hari yang terbesar dalam satu bulan ini, walaupun para pengamat merasa bahwa kondisi itu hanyalah ibarat "cegukan" setelah uptrend jangka panjang yang dilalui oleh Dolar AS.
Dapat dikatakan bahwa Dolar AS menjadi korban dari kesuksesannya sendiri setelah terus menanjak dalam empat pekan terakhir dan menyediakan tren bullish dengan profit yang menggiurkan. "Tak ada katalis yang jelas mengapa Dolar tertarik mundur, namun kemunduran Dolar ini kebetulan bersamaan dengan mundurnya pasar ekuitas dan rendahnya imbal hasil front-end AS," demikian dituturkan oleh analis BNP Paribas kepada Reuters yang dikutip oleh CNBC.
Masih Bullish
Namun, fundamental Dolar AS masih menjadi penopang pamor Dolar, dimana isu kenaikan suku bunga Federal Reserve masih diyakini akan terjadi pada akhir tahun ini. "Kami berharap dapat melihat daya tarik untuk membeli mata uang AS dalam kondisi pullback seperti saat ini dan secara umum kami masih (melihat sinyal) bullish," ungkap BN.
USD/JPY menggapai posisi 123.90 dari level tinggi enam pekan di angka 124.48, sedangkan EUR/USD memantul ke angka $1.0937, tertarik menjauh dari level rendah tiga minggu di angka $1.0808 pada hari Senin lalu. Indeks Dolar AS terakhir berdiri di posisi 97.314, menurun dari level 98.151, level tinggi yang belum pernah terlihat sejak akhir bulan April.