Dolar AS defensif pada Jumat (13/02) hari ini setelah diumumkannya data ekonomi AS yang tercatat lemah. Akibatnya, penguatan Greenback pun terhenti terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya terutama Yen dan Euro. Sementara itu, perkembangan negosiasi utang Yunani juga masih belum luput dari perhatian pasar.
Indeks Dolar berada pada posisi 94.185 setelah menyentuh level rendah satu minggu di 93.979 malam tadi. Indeks Dolar mencapai level puncak dua minggu di posisi 95.115 pada hari Rabu kemarin. Nuansa anti Dolar sebetulnya telah dimulai saat sesi perdagangan London, tepatnya setelah laporan inflasi Inggris oleh Bank Sentral Inggris (BOE) yang rupanya tak se-dovish yang diperkirakan oleh pasar.
Bears Dolar mendapat momentum pada sesi perdagangan AS, yakni setelah Amerika Serikat melaporkan bahwa jumlah klaim pengangguran inisial mencapai 304,000 lebih tinggi dibandingkan ekspektasi 287,000 dan lebih tinggi dari sebelumnya di posisi 279,000. Penjualan retail AS pada bulan Januari pun minus 0.8 persen dibandingkan dengan perkiraan penurunan yang hanya 0.4 persen, namun masih lebih dibandingkan penurunan 0.9 persen pada bulan sebelumnya. Penjualan retail ini justru lebih buruk, dengan penurunan 0.9 persen versus ekspektasi penurunan 0.5 persen.
USD/JPY
Pada pagi hari ini, USD/JPY diperdagangkan pada 119.04, menurun dari level tinggi lima minggu di posisi 120.48, yang tersentuh pada hari Rabu. Pasangan Dolar-Yen sendiri mengalami lonjakan yang cukup tinggi pekan lalu setelah laporan NFP AS.
EUR/USD
Dolar yang lebih defensif ini memberikan posisi aman sementara bagi mata uang Euro. Mata uang 18 negara tersebut pada hari ini stabil di posisi $1.1402 telah mendapaterolehan 0.6 persen malam tadi, sehingga kian menjauhi level terendah 1.1270 yang tercapai pada awal minggu ini. Di samping itu, Jerman, Parncis, Rusia, dan Ukraina pada hari Kamis malam kemarin menyepakati gencatan senjata antara pasukan Ukraina dan separatis Rusia, sehingga menambah dukungan bagi Euro.