EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 10 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 12 menit lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 12 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 13 menit lalu, #Saham AS

Dolar AS Masih Loyo Jelang Testimoni Yellen

Penulis

Dolar AS masih dalam kondisi yang lemah di level rendah tiga setengah bulan hari Rabu (10/02) siang ini akibat tekanan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Dua hal yang menjadi pusat perhatian adalah harga minyak dan kesehatan ekonomi bank-bank Eropa.

Dolar AS masih dalam kondisi yang lemah di level rendah tiga setengah bulan hari Rabu (10/02) siang ini akibat tekanan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Dua hal yang menjadi pusat perhatian adalah harga minyak dan kesehatan ekonomi bank-bank Eropa.

dolar_as
Sejumlah trader mencurigai masalah-masalah tersebut akan menghambat kenaikan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat. Di samping itu, fokus pasar hari ini akan tertuju ke Ketua The Fed, Janet Yellen, yang akan menyampaikan testimoni kebijakan moneter di hadapan Kongres AS malam nanti dan esok malam di Washington DC.

Menjegal Kenaikan Suku Bunga The Fed

Indeks Dolar melonggar 0.1 persen ke angka 95.939, tak jauh dari level rendah tiga setengah bulan di angka 95.663 yang tercapai di hari Selasa kemarin. Level rendah tersebut merepresentasikan kemelorotan sejauh 4.8 persen dari level puncak 12 setengah tahun yang tersentuh pada awal Desember dimana banyak konsensus yang memperkirakan The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunganya tahun ini.

Sedangkan mengenai masalah bank-bank Eropa, Shinchiro Kadota, ahli Strategi dari Barclays Jepang, mengemukakan bahwa hal tersebut berkontribusi pada mood risk-off di pasar. Data-data di AS pada bulan ini juga tampak lemah. The Fed pun merendahkan nada suaranya tentang kenaikan suku bunga.

Pelemahan Dolar tampak paling mencolok menghadapi Yen. USD/JPY turun 0.7 persen ke angka 114.37 yen menjelang pembukaan sesi perdagangan Eropa sore hari ini, tak jauh dari level rendah 15 bulan di angka 114.205 pada hari Selasa kemarin.

Euro Tangguh

Meski demikian dalam masa tertekannya ekonomi seperti dewasa ini, beberapa negara masih sanggup mencapai syrplus dalam neraca perdagangan mereka, contohnya Jepang, Zona Euro, dan Swiss. Tiga negara tersbeut masih lebih aman dibandingkan dengan negara-negara yang neraca berjalannya defisit sehingga harus mengandalkan modal asing untung menutup gap dalam neraca.

Hal itulah yang membuat mata uang Euro tetap tanggung walaupun output industri Jerman kemarin dilaporkan mengecewakan. Euro stabil menghadapi Dolar AS di level 1.1295, setelah menyentuh level tinggi 3 setengah tahun di angka 1.13385 di hari Selasa kemarin.

Menurut Kadota lagi, dalam momen seperti saat ini, Euro membentuk korelasi inverse yang sangat tinggi terhadap aset-aset berisiko termasuk terhadap mata uang AS.

Franc Swiss juga ikut mengungguli Dolar AS di angka 0.9723 Franc ke Dolar AS mendekati level tinggi 3,5 bulan di angka 0.9695 kemarin.

259889
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.