Dolar AS mempertahankan kemantapannya hingga Selasa (19/05) hari ini setelah yield-yield obligasi AS melonjak. Di samping itu, Euro kembali berada di bawah tekanan atas kekahwatiran bahwa Yunani akan gagal untuk melunasi utangnya bulan depan.
Dolar mendapat perolehan sekitar 1 persen terhadap mata uang-mata uang mayor pada hari Senin kemarin. Indeks Dolar menduduki level 94.132, memantul naik dari posisi sebelumnya di 93.133 yang merupakan level rendah empat bulan, dan tercapai pada hari Kamis pekan lalu.
Tak ada laporan ekonomi yang cukup berarti pada sesi Amerika malam tadi. Katalis utama dari rebound-nya Dolar saat ini adalah imbal hasil obligasi AS. Yield obligasi pemerintah AS 10-tahunan sukses terdongkrak hingga 2.234 persen, menghapus kemerosotan yang terjadi pada hari Jumat lalu, menyusul data-data ekonomi AS yang kurang menggembirakan.
Dolar Ungguli Euro
Dolar membenamkan Euro hingga 0.92 persen, dengan EUR/USD yang mencapai angka 1.1342, tertarik menjauh dari level tinggi yang tercapai pada Jumat pekan lalu di posisi 1.1467 di tengah keprihatinan yang kembali menyeruak terkait prospek gagal bayar utang Yunani. Para investor mencampakkan obligasi Yunani kemarin akibat lambatnya progres Athena dan para kreditornya dalam menjembatani permasalahan yang terjadi. PM Yunani Alexis Tsipras dan Menkeu Varoufakis mengaku telah mempercepat proses ini, meskipun hasilnya ternyata tak secepat yang diharapkan.
Cable Khawatirkan Inflasi Inggris
Dolar juga masih unggul terhadap Poundsterling, dengan GBP/USD yang belum beranjak naik dari level 1.5700. Para trader forex juga tengah mengawasi inflasi Inggris dan berhati-hati untuk buy Poundsterling sebelum laporan tersebut dirilis. Dalam laporan inflasi terakhirnya, BOE memperkirakan bahwa inflasi Inggris kemungkinan akan minus dalam beberapa bulan mendatang.
Terhadap Yen, Dolar masih lebih unggul dengan USD/JPY di posisi 119.92 dari level rendah 118.885. USD/CHF mendapat perolehan 0.70 persen ke 0.9223 dan AUD/USD menurun 0.52 persen menjelang minutes RBA.