Dolar AS mendekam di level terendah dalam lebih dari dua bulan terhadap mata uang-mata uang mayor pada hari Kamis (07/05) ini masih tertekan oleh data-data ekonomi AS yang mengecewakan. Sementara itu, melonjaknya yield-yield Jerman memberikan support pada Euro.
Data pada hari Rabu kemarin menunjukkan bahwa perusahaan sektor swasta AS mempekerjakan orang dengan jumlah yang paling sedikit dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, dan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi angka NFP Jumat besok. Data ADP AS bulan Mei tercatat hanya 169,000, sangat jauh di bawah ekspektasi 200,000. Data pada bulan lalu pun direvisi menurun.
Indeks Dolar AS tergelincir sejauh 93.882. level terendah yang pernah terlihat pada pertengahan Februari sebelum stabil pada posisi 94.134. Indeks Dolar AS ini telah jatuh lebih dari 6 persen dari puncak 12 tahun di posisi 100.39 yang tercapai pada bulan Maret. Bullish Dolar AS tengah mencari bukti bahwa perekonomian AS telah membaik menyusul lemahnya data ekonomi AS pada kuartal pertama.
Euro Terdukung Yield Bund
Euro melonjak ke level tinggi dua bulan di posisi 1.1371 terhadap Dolar AS, terus menjauhi level 12 tahun di posisi $1.0457 yang terbentuk pada bulan Maret. EUR/USD terakhir diperdagangkan pada posisi $1.1344.
Menurut analisa dari Elsa Lignos, ahli strategi mata uang di RBC, EUR/USD saat ini sedang dalam teritori overbought, namun para seller masih menantikan laporan angka NFP. Para trader mengatakan bahwa lentingnya Euro saat ini disebabkan oleh lonjakan yield Bund hingga 50 basis poin dalam lebih dari satu minggu.
Ketua The Fed, Janet Yellen, dalam pidatonya malam tadi juga memperingatkan bahwa suku bunga rendah AS dalam jangka panjang dapat terhenti seiring dengan normalisasi kebijakan The Fed, dan dapat menyebabkan gangguan dalam sistem finansial. Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Presiden The Fed Untuk wilayah Atlanta, Dennis Lockhart mengatakan bahwa kepsketasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada bulan September cukup beralasan dan sesuai dengan pertimbangan bank sentral.