Dolar AS kembali unjuk gigi setelah terpukul jatuh terhadap Yen, di hari Senin (07/09) ini. Akhir pekan kemarin, data ketenagakerjaan AS terbilang beragam dan gagal memberikan kejelasan lebih jauh tentang waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang sudah ditunggu-tunggu. Dolar menambah penguatan 0.3 persen terhadap Yen ke angka 119.38, bergerak menjauh dari level rendah 118.66, membayar kerugian 1 persen yang dideritanya Jumat lalu kendati para investor mengatakan bahwa penurunan greenback masih akan rentan terjadi.
Menurut analisa Bart Wakabayashi, Kepala State Street Global Markets Tokyo yang diwawancarai oleh Reuters, USD/JPY menurun karena sedang mengambil posisi. Yen sudah sangat lemah, sedangkan Dolar bullish tertinggi terhadap Yen dalam tiga tahun terakhir. Jadi tak heran bahwa ada posisi short yang signifikan terjadi pada Yen yang terbentuk saat itu, serta banyak sekali ruang untuk koreksi, khususnya dalam posisi itu.
Pasar options juga menunjukkan bahwa makin banyak investor yang mempertaruhkan hedging mereka terhadap penguatan Yen dalam jangka pendek. Di awal Agustus, kemuduran spread satu bulan dalam options USD/JPY membuat put-Yen menarik untuk dijual. Namun, pedagang pasar option segera berbalik membeli Yen mereka seiring dengan tenggelamnya Dolar setelah laporan tenaga kerja AS.
NFP AS bulan Agustus hanya menunjukkan kenaikan di bawah ekspektasi, yakni di angka 173,000 bulan lalu, sebuah perlambatan dari perolehan NFP AS bulan Juli yang justru direvisi naik menjadi 245,000. NFP AS Agustus yang dirilis awal September ini juga merupakan kenaikan yang terkecil dalam lima bulan terakhir. Namun, kabar baiknya, tingkat pengangguran sudah mencapai level rendah 7.5 tahun dan upah pekerja AS berakselerasi.
Euro Tak Lagi Di-Carry Trades
Namun di sisi lain, Euro memetik perolehan sekitar 0.1 persen hari ini menuju angka 1.1146 terhadap Dolar AS. Sedangkan indeks Dolar AS siang ini telah naik 0.1 persen dari penutupan hari Jumat lalu ke angka 96.284. Mata uang common currency itu selamat, setelah para investor menyembuhkan Euro dari "luka" akibat carry trades, yakni ketika mereka menggunakan Euro untuk berinvestasi di mata uang-mata uang yang high-yielding. Minggu lalu setelah menggelar rapat kebijakan, ECB sudah memperingatkan bahwa pertumbuhan Zona Euro akan mengalami pemudaran momentum dalam negara-negara berkembang, utamanya China.